Langsung ke konten utama

SINOPSIS Padang Ilalang di Belakang Rumah


Judul                : Padang Ilalang di Belakang Rumah
Pengarang       : NH. Dini
Novel Periode  : 1970

Sinopsis :
Dini hidup dalam keluaraga yang sangat rukun dan berkecukupan. Dini adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Kakaknya yang paling tua adalah Heratih, Nugroho, Maryam, dan yang terakhir adalah Teguh. Pada saat penjajahan Jepang ini, Dini masih duduk di bangku SD. Rumah orang tua Dini lumayan besar dan mempunyai halaman yang cukup luas di depan dan di belakang rumah.   Keluarga Dini merupakan keluarga yang cukup kaya yang berada di desanya. Sejak Jepang datang ke Indonesia, keadaan ekonomi keluarga Dini mengalami kemunduran. Hal ini menyebabkan kedua orang tuanya harus bekerja keras. Ibunya mulai membuat kue kering dan membatik untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu halaman yang cukup luas di depan dan belakang rumah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Halaman belakang dijadikan tempat untuk membuat kue dan membatik. Namun demikian, kehangatan dalam keluarga tetap terjalin.
Banyak cerita – cerita menarik yang selalu terjadi di rumah tersebut. Diantaranya mencuri kue saat membantu ibu membuat kue tersebut sampai ketahuan, meramal nasib, dan terselip di pohon belimbing sehingga pohon tersebut harus dipotong. Selain Dini dengan orang tuanya, serta kakak – kakaknya yang tinggal di rumah tersebut, terdapat pembantu yang selalu membantu segala pekerjaan rumah. Selain itu paman Dini sering berkunjung dengan membawa anaknya. Dini sangat akrab dengan anak dari pamannya. Mereka selalu bermain bersama, dan sering menginap.





Saat terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh anak bangsa, suasana jadi menakutkan karena Jepang sering sekali melakukan tembakan – tembakan. Banyak mayat yang tergeletak di jalan – jalan, semua warga harus mematikan lampu pada malam hari dan harus menyerahkan harta benda kepada Jepang. Orang tua Dini melarang anak – anaknya untuk keluar rumah karena suasana pada saat itu sangat menakutkan. Hanya ayahnya bersama dengan warga – warga yang lain yang keluar dan memberi informasi yang terjadi kepada keluarga yang ada di rumah.
Setelah beberapa hari, keadan mulai tenang kembali dan ada kabar yang sangat menggembirakan yaitu Indonesia telah merdeka

Komentar :
Novel ini menceritakan bagaimana kehangatan suatu keluarga dapat terjalin dengan baik. Cerita yang disajikan banyak memberikan pelajaran bagaimana arti saudara, arti kebersamaan dan kerukunan. Banyak teladan yang dapat diambil ketika membaca novel ini, seperti usaha sang ibu untuk  mempertahankan hidup keluargannya dan sang ayah yang berusaha melindungi keluarganya ketika suasana perang mengema. Serta pembantunya yang tetap setia menemani penulis saat keadaannya masih kaya hingga kurang mampu. Bahasa yang digunakan sangat menarik seperti mengunakan majas personifikasi sebagai perumpamaan. Latarnya digambarkan sangat mendetail dan novel ditulis menggunakan alur maju.
Amanat :
1.     Jangan pernah menyerah, apapun keadaannya, selalu bersyukur, tidak pernah mengeluh dan selalu berusaha menjalankan hidup untuk tetap bertahan  bagaimanapun caranya.
2.     Sesama anggota keluarga harus selalu menjaga kerukunan dan saling tolong-menolong agar tercipta kehangatan.
3.     Pandai- pandai dalam memanfaatkan sesuatu yang dapat dijadikan tempat peluang usaha sehingga mampu mendatangkan keuntungan.
4.     Rasa nyaman yang diperoleh dalam sebuah keluarga membuat seseorang betah tinggal didalamnya, sekalipun dia merupakan seorang pembantu.
Judul Novel    : Salah Asuhan
Karya              : Abdul Muis
Periode           : 1920

Sinopsis :
Hanafi adalah seorang Anak pribumi yang berasal dari Solok. Ibunya seorang janda, yang suaminya sudah meninggal sejak hanafi masih kecil. Ibu hanafi sangat menyayanginya. Ibunya mengirim Hanafi ke Betawi untuk bersekolah di HBS. Ibunya selalu berusaha keras untuk selalu memenuhi segala biaya Hanafi. Selama bersekolah di Betawi, Hanafi dititipkan kepada keluarga Belanda.
Corie de Bussee, gadis Indo-Belanda yang cantik, lincah dan menjadi idaman setiap pria yang mengenalnya. Corrie berteman dengan Hanafi sejak kecil. Karena selalu bersama-sama akhirnya mereka saling mencintai. Tapi cinta mereka tidak dapat disatukan karena perbedaan Bangsa. Jika orang Bumiputera menikah dengan keturunan Belanda, maka tidak diperbolehkan, dan apabila mereka melanggarnya, akan dijauhi oleh keluarga dan orang lain. Corrie pun akhirnya pergi ke Betawi secara mendadak tanpa berpamitan kepada Hanafi . Perpindahan itu sengaja dia lakukan untuk menghindar dari Hanafi dan sekaligus untuk melanjutkan sekolahnya disana.
Setelah Corie pergi, hanafi begitu amat terpukul, hingga ia jatuh sakit selama beberapa hari. Selama dia sakit, Hanafi hanya dirawat oleh ibunya, dan selama itu pula Hanafi sering mendapat nasihat dari ibunya. Ibunya tak henti-hentinya menasihati dan membujuk Hanafi agar menikah dengan Rapiah. Rapiah adalah sepupu  Hanafi, gadis Minangkabau sederhana yang berperingai halus, taat pada tradisi dan sukunya. Ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah untuk membalas budi pada ayah Rapiah yang bernama Sultan Batuah, yang telah membantu membiayai sekolah Hanafi.
 Awalnya Hanafi menolak, karena cintanya hanya untuk Corrie. Tetapi akhirnya dengan bujukan ibunya, walaupun dengan terpaksa ia bersedia menikah dengan Rapiah.
Dua tahun usia pernikahan Hanafi dan Rupiah, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Syafei. Pernikahan yang tidak didasari dengan rasa cinta itu membuat rumah tangga mereka tidak pernah tentram. Setiap hari Hanafi selalu memaki-maki istrinya karena suatu hal yang sepele. Namun Rapiah hanya diam dan tidak pernah melawan semua perlakuan suaminya. Hal itulah yang membuat Ibu Hanafi kagum kepada Rapiah.
Suatu hari Hanafi berbuat murka kepada Ibunya. Hingga akhirnya, dia digigit anjing gila dan harus berobat ke Betawi. Tak disangka-sangka, disana Hanafi dipertemukan kembali dengan Corrie. Dia berusaha keras untuk mendapatkan Corrie, hingga Hanafi rela merubah kewarganegaraannya menjadi warganegara Eropa. Karena rasa ibanya kepada Hanafi, Corrie terpaksa bersedia menikah dengannya. Meskipun Rapiah dan Ibunya tahu jika Hanafi akan menikah, namun Rapiah tetap menunggu kedatangan Hanafi. Ibu Hanafi sangat sayang kepada Rapiah, bahkan sayangnya kepada Rapiah melebihi rasa sayangnya kepada Hanafi.
 Hanafi dan Corrie telah menjadi suami istri, tinggalah mereka dalam satu rumah. Namun seiring berjalannya waktu, rumah tangga Hanafi dan Corrie tidak tentram lagi. Karena sifat Hanafi yang keterlaluan, menuduh Corrie berzina dengan orang lain. Akhirnya Corrie pergi ke Semarang untuk menghindari Hanafi. Cukup lama waktu yang diperlukan Hanafi  untuk mencari keberadaan Corrie, hingga suatu ketika terdengar kabar bahwa Corrie masuk rumah sakit karena sakit keras, yaitu kolera. Ternyata nyawa Corrie tidak dapat ditolong. Mendengar kabar tersebut, Hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie karena dulu pernah menuduhnya berbuat zina. Setelah kepergian Corrie, Hanafi pulang ke Solok untuk menemui Ibunya. Beberapa hari di Solok, Hanafi hanya termenung dan hidupnya  tidak bergairah hingga ia jatuh sakit setelah menelan 6 butir sublimat, yang menyebabkan ia muntah darah dan akhirnya meninggal dunia.

Komentar :
Novel Salah Asuhan karya Abdul Muis ini telah sesuai dengan karakteristik karya sastra periode 20-an. Terlihat dari tema yang diambil, novel ini bertema tentang masalah kawin paksa yang menimbulkan pertentangan antara golongan tua dan golongan muda.Karena pada masa itu, masyarakat terutama kaum tua beranggapan bahwa perkawinan adalah urusan orang tua. Dan seorang anak haruslah menuruti kehendak orang tuanya walaupun harus mengabaikan perasaannya sendiri. Dalam novel tersebut, terlihat pada saat tokoh Hanafi yang dipaksa menikah oleh ibunya dengan sepupunya sendiri yang bernama Rapiah. Motif kawin paksa dalam novel tersebut, didasari karena adanya pandangan adat bahwa cross cousin (perkawinan saudara sepupu) sebagai perkawinan yang ideal.
Dari segi bahasa, novel ini menggunakan bahasa Melayu sehingga ada beberapa kata yang sulit dipahami artinya.
Amanat :   
1.     Jangan pernah memaksakan kehendak kepada anak, biarlah dia memilih jalan hidupnya sendiri, tugas orang tua hanya mengarahkan saja.
2.     Jangan pernah melupakan adat istiadat negeri sendiri. Jika ada adat istiadat dari negara lain, kita boleh menerima tetapi kita harus bisa memilih mana yang layak dan yang baik untuk diri sendiri serta negara kita.
3.     Jangan pernah menyakiti perasaan orang tua, terutama seorang ibu. Kita harus ingat, bagaimana perjuangan seorang ibu, untuk bisa membahagiakan anaknya, mau mengorbankan apapun yang dia mampu demi anaknya
4.     Seorang suami seharusnya mampu menjadi kepala keluarga yang baik, mampu melindungi istrinya. Bukan malah sebaliknya, yakni menganiaya bahkan menduakan cintanya.
5.     Jangan suka menyalahkan seseorang tanpa adanya bukti yang kita lihat dan kita dengar dengan mata kepala kita sendiri dan jangan mudah percaya atas omongan orang lain.

Judul               : Burung-Burung Manyar
Pengarang      : Y.B. Mangun Wijaya
Periode           : 1980

Sinopsis :
Pada zaman Belanda, ayah Teto adalah seorang Letnan. Namun setelah Belanda kalah dan posisi kekuasaan Indonesia diganti oleh Jepang, nasib keluarganya juga tidak jelas. Ayahnya ditangkap karena dicurigai masih bersekongkol dengan Belanda. Dan demi menyelamatkan suaminya, ibunya terpaksa menjadi gundik pemuas nafsu birahi para prajurit Jepang.
Betapa hancur hati Teto menyaksikan kenyataan itu. Dia merasa gusar dan sangat dendam kepada tentara Jepang. Perlakuan tentara Jepang terhadap kedua orangtuanya dan telah menghancurkan rasa gemilang keluarganya melekat terus dalam hatinya. Dia bertekad untuk membalas semua perlakuan tentara Jepang tersebut sampai kapanpun. Setelah Jepang hengkang dari Indonesia dan tentara KNIL dari Belanda datang kembali ke Indonesia, Teto menyambut sangat gembira kedatangan mereka. Dia gembira sebab cita-citanya menjadi seorang tentara KNIL Belanda dapat menjadi kenyataan. Ia pun langsung bergabung dengan tentara KNIL. Betapa bahagia Teto saat dia menjadi tentara KNIL Belanda.
 Namun, dibalik semua itu, timbul kegundahan dalam hatinya. Dengan bergabung dengan tentara KNIL berarti Teto adalah musuh bangsa sekaligus musuh Larasati, wanita dambaan hatinya. Dia hanya berfikir bahwa musuh Belanda adalah pengkhianat. Dia juga tidak berfikir panjang bahwa yang seharusnya disebut bandit pengkhianat adalah dirinya sendiri yang seharusnya memihak bangsa. Kadang hati kecilnya bimbang terhadap keputusan yang ia ambil, tapi nafsu balas dendamnya telah membutakan semua.




Hati Teto tambah gusar setelah mendengar kabar bahwa ayahnya sendiri sekarang bergabung dengan tentara republik. Dengan demikian, dia termasuk buronan tentara KNIL Belanda. Ini berarti bahwa ayahnya menjadi buronannya sendiri. Kejayaan Teto sebagai komandan patroli tentara KNIL Belanda tidak berlangsung lama. Tentara KNIL Belanda makin lama makin lemah. Perlawanan rakyat RI terhadap gempuran-gempuran mereka tidak pernah surut. Lama kelamaan tentara KNIL menjadi frustasi dan memutuskan kembali ke negerinya.
Kekalahan tentara KNIL Belanda membuat hati Teto menjadi ciut. Dia merasa malu pada dirinya, malu terhadap Larasati, wanita yang sangat dicintainya. Bila Larasati berjuang membela bangsanya sendiri, dia malah membela musuh. Pada saat itu Larasati mengabdi di departemen luar negeri. Karena perasaan malunya itu, Teto memutuskan untuk keluar dari Indonesia dan berangkat ke Amerika.
Di sisi lain, Larasati sangat mengharapkan kembalinya Teto dan bekerja bergabung bersama dirinya membangun negeri. Meskipun ayahnya meninggal karena dibunuh oleh tentara KNIL, tetapi dia tetap sayang dan mengharapkan Teto. Larasati hanya menganggap bahwa yang dilakukan Teto selama ini hanyalah khilaf karena rasa dendamnya terhadap kehancuran keluarganya.
Setelah bertahun-tahun hidup di negeri orang, Teto tidak menemukan kenyamanan meski uang dan jabatan tinggi telah ia dapatkan. Dan akhirnya ia kembali ke Indonesia setelaah bercerai dengan Barbara istrinya.
Sesampainya di tanah air, hatinya gelisah. Perasaanya bergelora ketika melihat perkembangan Indonesia. Tanah airnya telah mengalami kemajuan pesat di berbagai bidang. Ia juga teringat semua kejadian yang pernah dialaminya. Dia teringat dirinya yang telah salah langkah dan berjuang membantu pihak Belanda, dan bukan membantu tanah airnya sendiri. Dia juga teringat semasa ia masih bersama kedua orang tuanya dan bagaimana ibunya berkorban demi menyelamatkan nyawa ayahnya.




Teto kembali ke dalam kehidupannya yang dahulu dengan bergabung bersama keluarga Larasati. Meski Larasati telah bersuami dan mempunyai anak, tetapi dia dan suaminya tetap menerima kehadiran Teto dengan tangan terbuka. Larasati malah menjadikan Teto sebagai kakaknya. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Janakatamsi, suami Larasati dan Larasati sendiri meninggal dalam perjalanan ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Demi kesetiaannya dan rasa balas budi, Teto merawat ketiga buah hati Larasati dengan penuh kasih sayang seperti anaknya sendiri. Sampai pada akhirnya dia tidak menikah lagi dan menganggap bahwa ibu Ananta, nenek mereka cukup mengganti peran ibunya.


Komentar :                                             
Novel ini dapat menimbulkan semangat nasionalisme bagi para pembacanya. Selain itu novel ini juga mengajak kita untuk tetap setia pada Indonesia dan mengajarkan kita tentang arti kebersamaan. Dalam novel ini juga menceritakan bagaimana sejarah Indonesia, ketika dijajah Belanda dan Jepang hingga Indonesia mampu merdeka. Bahasa yang digunakan realistis maksudnya bahasa yang sering digunakan dalam masyarakat sehari-hari sehingga mampu dimenggerti dengan mudah apa maksud yang diceritakan dalam novel ini. Walaupun ada beberapa bahasa yang masih menggunakan bahasa perumpamaan, pembaca masih bisa mengerti.






Amanat : 
1.     Menyimpan perasaan dendam tidak akan menyelesaikan suatu perkara malah akan mempersulit diri sendiri.
2.     Bagaimanapun keadan negara kita Indonesia kita tetap harus setia padanya. Bukan malah membela dan berpihak pada musuh.
3.     Setiap usaha yang dikerjakan dengan sungguh – sungguh akan mendapatkan hasil yang memuaskan seperti usaha Indonesia dalam merebut kemerdekaan.
4.     Jangan mengambil keputusan yang tergesah-gesah karena sesungguhnya keputusan yang diambil tanpa pikir panjang mendatangkan penyesalan dibelakang.
5.     Selalu bersikap sabar dalam menerima ujian dan cobaan apapun yang menimpa diri kita.













Judul Novel : Pertemuan Dua Hati
Pengarang    : Nh. Dini
Periode        : 1980
Sinopsis:
Bu Suci beserta suami dan ketiga anaknya memutuskan pindah dari kota kecil Purwodadi menuju kota Semarang. Mereka sekeluarga pindah, karena suaminya dipindah tugaskan di kota itu. Bu Suci bekerja sebagai guru SD, suaminya bekerja di Perusahaan pengangkutan sebagai ahli mesin dan pengawas bengkel, anaknya yang pertama perempuan masih duduk di bangku Sekolah Dasar, anaknya yang kedua laki-laki duduk di Taman Kanak-Kanak, dan yang kecil juga laki-laki. Dia masih tinggal di rumah, diasuh oleh uwakknya yang turut keluarga sejak tiga tahun belakangan.
Setelah dua bulan tinggal di rumah baru, tidak lama kemudian bu Suci mendapatkan surat panggilan dari Kepala Sekolah yang memintanya datang ke sekolah. Bu Suci untuk sementara waktu menjadi guru pengganti di SD tempat anaknya yang kedua bersekolah sambil menunggu surat keputusan dari Dinas. Selama nanti menggajar, Kepala Sekolah memberitahukan bahwa ia akan membimbing dua kelas tiga. Selain kabar gembira, kesedihan menimpa Bu Suci karena keadaan putranya yang kedua semakin memburuk. Sejak pindah di Semarang, seringkali anaknya rewel, menangis tanpa sebab yang kelihatan nyata. Hari pertama mengajar Bu Suci memulainya dengan perkenalan yang baik dengan murid-murid barunya. Kesan ramah dan baik selalu ditunjukkan saat mengajar
.  Hingga hari keempat bu Suci mulai mampu menghafalkan nama-nama muridnya, namun ada salah satu murid yang membuatnya penasaran yaitu Waskito. Waskito lama tidak masuk sekolah dan teman-temannya tidak ada yang tahu alasan mengapa ia tidak pernah dating ke sekolah. Bu Suci bertanya pada ketua kelas dan semua muridnya namun mereka tidak memberikan jawaban yang berarti, namun terlihat dua orang muridnya yang sedang asik berbisik-bisik memberikan tanda seolah mengetahuinya.
Cukup lama didesak bercerita akhirnya mereka menceritakan apa yang mereka ketahui. Mereka merasa senang karena Waskito tidak masuk sekolah, karena jika dia masuk, mereka merasa tersiksa dengan perlakuan Waskito yang suka marah dan menyakiti teman-temannya tanpa alasan. Naluri seorang guru sedang mengejolak dalam hati bu Suci, ada rasa yang mendorongnya untuk mencari tahu penyebab Waskito tidak disukai kehadirannya dikelas.
Namun, belum selesai urusannya untuk mengali informasi tentang Waskito, bu Suci merasa bimbang untuk memilih mana yang lebih dahulu diutamakan. Disatu sisi, ia ingin menyelesaikan masalah di sekolahnya dan disisi lain ia juga seorang ibu yang dituntut untuk mengurusi anaknya. Akhirnya keduanya diselesaikan secara bersama-sama. Sesekali ia harus mondar-mandir kesekolah. Pagi ia mengantarkan anaknya yang kedua untuk periksa kedokter perusahaan milik suaminya, setelah itu ia kembali kesekolah untuk mengajar.
Lama waktu berjalan, setelah beberapa serangkaian tes dan pemeriksaan kesehatan selesai dilakukan, diketahui jika anaknya yang kedua mengidap penyakit epilepsi. Penyakit itu cukup membuat bu Suci sedih hatinya namun ia berusaha tabah dan sabar merawat anaknya agar dapat sembuh. Selain sibuk mengurusi anaknya, ia juga tetap melakukan serangkaian penyelidikan tentang muridnya yang bernama Waskito.
Bu Suci mengirimkan surat pada nenek Waskito dan surat itu diterima baik olehnya. Langkah pertama, ia berkunjung kerumah nenek Waskito, dari kunjungan itu ia mulai  menemukan penyebab mengapa Wakito sering berbuat onar dikelas dan sering menyakiti teman-temannya. Waskito berbuat seperti itu karena kurangnya rasa perhatian dari kedua orang tuanya yang sibuk bekerja. Ia hanya diberi uang dan mainan serba bagus dan mewah tanpa adanya kasihsayang dan perhatian dari kedua orangtuanya. Waskito mungkin merasa iri dengan beberapa temannya yang sering diantar kesekolah oleh ayahnya, karena itu dia melampiaskan amarah kepada teman-temannya. Butuh waktu lama untuk merubah sikap anarki yang sering ditunjukan Waskito disekolah. Bu Suci memiliki keyakinan bahwa Waskito sebenarnya anak yang baik, namun hanya karena kurangnya perhatian dan kasihsayang dari orangtua yang membuatnya berbuat seperti itu. Keyakinan bu Suci terbukti setelah mendengar cerita dari nenek waskito. Selama dua bulan pun Waskito mengalami perkembangan lebih baik dalam berprilaku. Waskito mulai rajin masuk sekolah dan mengerjakan tugas yang diberikan.
Bu Suci yang bertanggungjawab atas Waskito dan ia mampu membuktikannya dalam jangka waktu tiga bulan. Bu Suci mampu merubah pandangan murid-murid, teman kerjanya dan Kepala Sekolah mengenai Waskito yang dianggap mereka anak yang sukar. Keberhasilan itu, tentunya disertai dengan usaha yang keras dan tanpa henti yang dilakukan oleh bu Suci yang mampu merubah anak sukar menjadi anak baik. Selain berhasil berubah muridnya, ia juga berhasil menjaga kesehatan anaknya yang kedua. Semakin lama, kesehatan anaknya berangsur membaik meski harus tetap minum obat dan pulang lebih awal dari teman-temanya yang lain.

Komentar:
      
Novel Pertemuan Dua Hati mengisahkan bagaimana usaha seorang guru yang ingin merubah pandangan rekan kerja, murid, dan kepala sekolah tempat ia bekerja tentang salah satu muridnya yang bernama Waskito. Waskito merupakan anak yang terkenal akan kelakuan nakalnya, namun berkat Bu Suci ia menjadi murid yang lebih baik. Selain itu novel ini juga menceritakan bagaimana perjuangan sang guru untuk kesembuhan putranya yang sedang sakit. Ia mampu menyelesaikan problemnya dengan baik. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari membaca novel ini. Kita diajarkan untuk selalu berdoa dan tidak putus asa bila tersandung masalah dan sabar dalam menghadapinnya. Bahasanya yang santai, dan mudah dipahami serta ceritanya yang menarik sayang untuk dilewatkan.


Amanat :
1.     Selalu bersikap sabar, berdoa dan berusaha merupakan kunci dari sebuah kesuksesan.
2.     Jangan hanya memberikan uang dan barang-bawang serba mewah kepada anak, karena sesungguhnya yang mereka butuhkan bukanlah hal seperti itu melainkan cinta, kasih sayang, perhatian dan perlindungan dari orang tua.
3.     Janganlah mendidik anak dengan kekerasan, karena itu merupakan cara mendidik anak yang tidak baik. Anak tidak akan akan patuh, malah akan memberontak.
4.     Mampu membagi waktu antara pekerjaan sebagai guru dengan pekerjaan sebagai orang tua yang tetap harus merawat keluarganya.
5.     Untuk berubah pribadi anak nakal menjadi baik,membutuhkan waktu yang lama, tidak bisa hanya satu atau dua bulan.












Judul Novel : Belenggu
Pengarang    : Armijn Pane
Periode         : 1930

Sinopsis :
Dokter Sukartono menikah dengan seorang perempuan yang memiliki wajah cantik, pintar, dan lincah. Perempuan itu bernama Sumartini atau Tini. Sebenarnya Dokter Sukartono atau Tono tidak mencintai Sumartini.Demikian pula sebaliknya, Tini juga tidak mencintai Dokter Sukartono. Mereka berdua menikah dengan alasan masing-masing. Dokter Sukartono menikahi Sumartini karena kecantikan, kecerdasan, serta kesanggupannya mendampingi dia sebagai seorang dokter. Sedangkan Sumartini menikahi Dokter Sukartono karena ingin melupakan masa lalunya yang kelam.
Setiap hari mereka tidak pernah akur, bahkan mereka tidak saling berbicara ataupun sekedar saling bertukar pikiran. Masalah yang mereka hadapi tidak pernah dipecahkan secara bersama-sama seperti pasangan suami istri pada umumnya. Masing-masing memilih untuk memecahkan masalahnya sendiri-sendiri. Selain itu mereka sering kali salah paham dan suka bertengakar. Itulah sebab mengapa keluarga mereka terasa hambar dan tidak harmonis.
Ketidak harmonisan keluarga semakin menjadi karena sifat Dokter Sukartono yang begitu  mencintai, mengutamakan dan bertanggungjawab penuh terhadap pekerjaannya. Dia bekerja tanpa kenal lelah. Jika ada pasien yang membutuhkannya, dia langsung dating membantu. Akibatnya, dia sering melupakan nasib rumah tangganya sendiri.
Dia sering meninggalkan istrinya sendirian dirumah dan tidak menyediakan waktu  untuk bersama dengan istrinya.Dokter Sukartono sangat dicintai oleh pasiennya. Dia tidak hanya suka menolong pasien yang membutuhkan pertolongannya, tetapi ia juga tidak meminta imbalan kepada pasien yang tidak mampu. Itulah sebabnya, dia dikenal sebagia dokter yangdermawan.

Kesibukan Dokter Sukartono yang tak kenal waktu semakin memicu percekcokan dalam rumah tangga. Sumartini merasa disisihkan, disepelekan dan merasa bosan karena selalu ditinggal suaminya menolong pasien. Dia merasa telah dilupakan dan merasa bahwa sebagai seorang perempuan harga dirinya telah diinjak-injak sebagai seorang istri. Karena suaminya tidak bisa memenuhi haknya sebagai istri, hal tersebut pula yang membuat mereka sering bertengkar. Hampir setiap hari mereka bertengkat. Masing-masing tidak mau mengalah dan merasa paling benar. 
Pada Suatu hari Dokter Sukartono mendapat telepon dari seorang wanita yang mengaku sedang sakit keras. Wanita itu meminta Dokter Sukartono datang ke hotel tempat  dimana dia menginap. Setibanya di hotel, dia merasa terkejut karena  pasien yang meneleponnya adalah Rohayah, Rohaya merupakan teman sebangkunya sewaktu masih bersekolah di Sekolah Rakyat.
Saat bertemu Rohayah sudah menjadi janda. Karena tidak tahan hidup dengan suami pilihan orang tuanya, dia melarikan diri ke Jakarta dan terjun kedunia terlarang dengan menjadi wanita panggilan. Rohayah sebenarnya sudah lama mencintai Dokter Sukartono. Dia sering berkhayal. Dokter Suartono sebagai suaminya. Itulah sebabnya, dia berusaha mencari alamat Dokter Sukartono dan  menghubungi Dokter Sukartono dengan berpura-pura sakit. 
Ternyata Rohaya sangat merindukan Dokter Sukartono yang lama tidak bertemu, karena itu Rohayah mulai menggodanya saat bertemu. Tentunya ia sangat mahir dalam hal merayu laki-laki, karena memang pekerjaan itulah yang dilakukannya selama berada di Jakarta. Pada awalanya Dokter Sukartono tidak tergodaa oleh rayuannya, namun karena Rohayah sering meminta dia untuk datang mengobatinya, lama-kelamaan Dokter Sukartono mulai tergoda. Rohayah dapat memberikan kasih sayang, perhatian  yang sangat dibutuhkan oleh Dokter Sukartono yang selama ini tidak diperoleh dari istrinya. Karena Dokter Sukartono tidak pernah merasakan ketentraman dan selalu bertengkar dengan istrinya, dia mulai sering mengunjungi Rohayah dan merasakan hotel tempat Rohayah menginap sebagai rumahnya yang kedua. 

Lama-kelamaan hubungan Rohayah dengan Dokter Sukartono diketahui oleh Sumartini. Sakit hatinya ketika mengethui hubungan gelap suaminya dengan wanita bernama Rohayah. Dia ingin mendatangi wanita tersebut secara diam-diam tanpa diketahui oleh suaminya. Dia berniat memaki Rohayah yang telah mengambil dan menggangu suaminya. Akan tetapi, setelah bertatap muka dengan Rohayah, perasaan dendamnya menjadi luluh. Kebencian dan nafsu amarahnya hilang. Rohayah yang sebelumnya dianggap sebagai wanita jalang, ternyata merupakan seorang wanita yang lembut dan ramah. Tini merasa malu atas niat buruknya.Dia merasa bahwa selama ini dia bersalah pada suaminya karena tidak dapat berlaku seperti Rohayah yang sangat didambakan oleh suaminya. Sepulang dari pertemuan dengan Rohayah, Tini mulai berintropeksi terhadap dirinya sendiri. Dia merasa malu dan bersalah kepada suaminya dan  merasa dirinya belum pernah memberikan kasih sayang yang tulus pada suaminya.Selama ini dia selalu kasar dan tak mau perduli pada suaminya.
Tini merasa gagal menjadi istri yang baik, dia mutuskan berpisah dengan Suaminya. Permintaan tersebut dengan berat hati dipenuhi oleh Dokter Sukartono. Sesungguhnya, dia tidak mengharapkan terjadinya perceraian. Dokter Sukartono mencoba meminta maaf kepada istrinya dan berjanji untuk mengubah sikapnya. Namun, keputusan istrinya sudah bulat. Dokter Sukartono tidak  mampu mempertahankannya. Akhirnya mereka bercerai. Betapa sedih hati Dokter Sukartono akibat perceraian tersebut. Hatinya bertambah sedih saat Rohayah juga pergi. Dia hanya meninggalkan sepucuk surat yang mengabarkan jika dia mencintai DokterSukartono.  Dokter Sukartono merasa sedih dalam kesendiriannya.






Komentar :
         Belenggu merupakan cerita yang syarat akan problematika tentang cinta. Banyak konflik yang diulas dalam novel ini. Konflik antara Dokter Sukartono dan Istrinya yang bernama Sumartini, penyebab konflik itu terjadi karena keduanya kurang berkomunikasi anatara satu sama lainnya sehingga sering timbul pertengkaran dan selisih paham. Selain itu, muncul Rohayah yang semakin menambah konflik dalam keluarga mereka. Kebaikan hati Dokter Sukartono yang bersikap dermawan dapat dijadikan contoh yang baik dalam kehidupan yang nyata. Tapi dalam masalah perselinguhan, kurang patut untuk dicontoh. Namun sikap Rohaya yang buruk sebaiknya untuk tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari saat mengalami masalah.

Amanat :
1.     Jika memutuskan akan menikah, seharusnya benar- benar dengan orang yang dirasa tepat dan saling cinta agar tidak terjadi perpecahan.
2.     Sesibuk apapun pekerjaan yang kita tekuni, haruslah tetap menyediakan waktu untuk keluarga agar tidak merasa disia-siakan.
3.     Belajar menjadi orang yang setia terhadap pasangan dan bertangungjawab terhadap keutuhan keluarga agar tercipta ketentraman dalam hidup.
4.     Jika mengalami masalah, jangan dilampiaskan pada perbuatan yang bersifat negatif, tetapi kita tetap harus bersikap positif dan tabah menghadapinya serta tidak putus asa.
5.     Berbaik hati kepada siapa saja yang hidupnya kekurangan agar dapat meringankan beban mereka yang dilanda kesusahan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Puisi “Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa”

METAFORA be a great blog 1. Analisis Puisi “Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa” Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa Oleh: Taufik Ismail Jika adalah yang harus kaulakukan Ialah menyampaikan kebenaran Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan Ialah yang bernama keyakinan Jika adalah yang harus kau tumbangkan Ialah segala pohon-pohon kezaliman Jika adalah orang yang harus kauagungkan Ialah hanya Rasul Tuhan Jika adalah kesempatan memilih mati Ialah syahid di jalan Ilahi April, 1965 Hasil analisis:             Ketika seseorang anak mulai menginjak usia kedewasaan, tentunya ia memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap dirinya dan keluarganya. Ketika anak mulai beranjak dewasa, saat ia mampu bekerja sendiri mencari uang untuk memenuhi kebutuhannya, tanggung jawab orang tua kepada anaknya itu perlahan akan bebalik menjadi tanggung jawab seorang anak untuk orang tuannya. Oleh karena itu, pada puisi “ Nase

MACAM GAMES UNTUK ICE BREAKING

METAFORA be a great blog PANDUAN  WICARA KELOMPOK 09 PERMAINAN (GAMES) Di dalam materi wicara kelompok 09 ini berisikan teori tenang games yang meliputi Unjuk Kebolehan  ( Yel-Yel ), Akting Beregu ( Team Acting ), Sebut Nama Panggilan ( Say The Nickname ), Perang  Fantastik  ( Fantastic War ), Apa Selanjutnya? (What’s Next?); Mari Kita Bercerita! ( Let’s Tell A Story !), Resep Gotong Royong ( What’s in The Soup? ), Ceritakan Gambar  ( Telling The Picture), Bisik Berantai ( The Grape Vive ), Kontes Ucapan ( Pronounciation Contest ), Dua Puluh Pertanyaan ( Twenty Question ), Teka-Teki ( Guessing ), dan Tebak Gerak-Gerik ( Guess The Gestures ) TUJUAN PEMBELAJARAN             Setelah menerima sajian tentang pokok bahasan wawancara ini diharapkan mahasiswa dapat: (2) menunjujkkan contoh-contoh permainan (games) dalam kegiatan wicara kelompok; dan (1) melakukan simulasi permainan (games) dalam kegiatan wicara kelompok sesuai denganj aturan main yang telah ditentukan. K

KRITIK SASTRA CERPEN ANAK KEBANGGAN

Nama          : Enif Nurul Khoirubianti NIM/OFF   : 110211413115/BB WUJUD KECINTAAN SEORANG AYAH YANG DISALAH GUNAKAN OLEH ANAK YANG DIBANGGAKANNYA Judul Cerpen             : Anak Kebanggaan Halaman                       : 15-26 Penulis                         : A.A. Navis Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit            : Cetakan ke-16, 2010 1. Sinopsis cerpen “Anak Kebanggan” karya A. A. Navis             Ompi adalah seorang duda yang ditinggal mati oleh istrinnya, selain itu Ompi juga seorang yang kaya raya. Setelah kepergian istrinnya, Ompi hanya tinggal dengan anak semata wayangnnya yaitu, Indra Budiman. Ompi berangan-angan anaknya menjadi seorang dokter. Akhirnnya, Indra Budiman pergi ke Jakarta untuk melanjutkan studi SMA disana. Semenjak itu, Ompi yakin anaknya akan menjad