Pendekatan Moral dalam Mengkaji Karya Sastra
Pengertian Pendekatan
Moral
Karya sastra adalah
sebuah struktur yang sangat kompleks.
Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah ekspresi kehidupan manusia
yang tidak terlepas dari akar masyarakatnya. Kehidupan yang dituangkan dalam
karya sastra mencakup hubungan manusia dengan lingkungan dan masyarakat,
hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan dirinya, dan hubungan manusia
dengan Tuhan. Meskipun demikian, sastra tetap diakui sebagai sebuah khayalan
dari kenyataan. Sastra bukan sekedar tiruan kenyataan, melainkan kenyataan yang
telah ditafsirkan oleh pengarang dari kehidupan yang ada disekitarnya. Jadi,
karya sastra adalah pengejawantahan kehidupan hasil pengamatan sastrawan atas
kehidupan sekitarnya.
Moral berasal dari kata
mores yang berarti dalam
kehidupan adat-istiadat atau kebiasaan. Norma-norma moral adalah tolak ukur
untuk menetukan betul salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi
baik buruknya. Nilai moral bertolak pada sikap, kelakuan yang dapat dilihat
melaui perbuatan. Perbuatan yang dapat terlihat terpuji dan baik secara
lahiriyah akan dinilai memiliki niai moral yang baik.
Bentuk Nilai Moral
Menurut Suseno (1987:142-150)adalah sebagai berikut:
- Kejujuran
- Nilai-nilai
otentik
- Kesediaan
untuk bertanggung jawab
- Kemandirian
moral
- Keberanian moral
- Kerendahan
hati.
- Realitas
dan kritis
Konsep
Pendekatan Moral
- Sebuah karya sastra yang bernilai tinggi adalah
sebuah karya sastra yang mengandung moral yang tinggi dan dapat mengangkat
harkat martabat manusia.
- Dalam memberikan ukuran baik dan buruk lebih
menitik beratkan kepada masalah isi seperti tema, pemikiran, falsafah dan
pesan-pesan dibandingkan bentuk.
- Masalah didaktis, yakni pendidikan dan pengajaran
yang dapat mengantarkan pembaca kepada suatu arah tertentu.
- Pendekatan moral menghendaki sastra menjadi
medium perekaman zaman.
- Pendekatan ini percaya bahwa masyarakat tidak
dapat meningkatkan kualitas hidupnya bila tidak dibantu oleh pemikir,
ilmuwan, budayawan dan sastrawan.
- Dijadikan aspek kesejarahan pergerakan kemajuan
masyarakat dari suatu zaman ke zaman lain.
Dalam
menganalisis sebuah karya sastra (novel) perlu adanya sebuah pendekatan.
Pendekatan disini digunakan sebagai suatu cara agar penelitian menjadi lebih
dalam. Pendekatan merupakan sebuah cara yang digunakan peneliti untuk menguasai
dan mengembangkan ilmu yang paling tinggi validitasnya dan ketepatannya sebagai
acuan dalam penelitian. Menurut Wellek dan Warren (dalam Endraswara, 2003:9),
pendekatan terdiri dari dua yaitu pendekatan intrinsik dan pendekatan ekstrinsik. Pendekatan
intrinsik
adalah penelitian sastra yang bersumber pada teks sastra itu sendiri secara
otonom. Sedangkan pedekatan ekstrinsik adalah penelitian unsure-unsur luar
karya sastra. Yakni pengkajian konteks karya sastra diluar teks.
Sebuah
penelitian pasti memerlukan metode, metode tak lain adalah cara-cara untuk
mencapai sesuatu. Dalam penelitian, metode adalah cara bagaimana penelitian itu
dilakukan. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode dan pendekatan yaitu;
metode analisis, metode kepustakaan, dan pendekatan moral.
Novel
merupakan karya prosa rekaan panjang yang dibangun dengan unsur-unsur
intrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema, latar, penokohan, sudut pandang, gaya
bahasa, alur, pusat pengisahan, dan lain-lain yang bersifat fiksi. Sebagai
sesuatu yang bersifat rekaan, sebuah karya sastra dibangun pengarang dari
realitas kehidupan yang ada disekitarnya yang ia munculkan dalam
imajinasi-imajinasi berbentuk tokoh dan peristiwa, serta latar yang seolah tampak
nyata. Setiap unsur intrinsik
tersebut terjalin secara structural yang mana antara satu unsure dengan unsur
lainnya saling berkaitan satu sama lain. Pengambaran cerita yang ada didalamnya
bermacam-macam, hal ini tergantung dari pengarang yang menciptakannya. Semi
(1993:32) mengungkapkan bahwa novel adalah karya sastra yang mengungkapkan
suatu kosentrasi kehidupan pada suatu saat yang tegang, dan pemusatan kehidupan
yang tegas. Ungkapan tegang dan tegas mengindikasikan bahwa karya sastra novel
akan menampakan sebuah kehidupan yang tegang dimana didalamnya memunculkan
suatu masalah/ persoalan sebagai ide cerita, dan tegas disini dituliskan dalam
bahasa yang sederhana dengan tujuan mudah dipahami.
Metode
atau langkah kerja pendekatan moral adalah sebagai berikut:
1. Didalam
menghadapi karya sastra yang paling pokok diperhatikan adalah isinya yang
terdiri dari pemikiran, falsafah, dan nilai-nilai. Disamping itu, diperhatikan
pula tujuan dan pesan-pesan penulis.
2. Aspek
didaktis mendapat kajian secara kitis. Hal ini dapat melihat melalui kajian
perwatakan peran tokoh-tokoh.
3. Pembahasan
aspek moral hendaknya dibedakan dengan pembahasan moral yang berada dalam buku
teks sekolah. Bagaimanapun masalah moral ini menjadi titik perhatian utama,
namun aspek kesastraannya jangan terlalu dikorbankan. Karya sastra yang
dihadapi mesti tetap dipandang sebagai karya sastra.
Bila
tidak demikian, bisa terjadi pemakaian pendekatan moral ini menjadi kaku.
Disamping itu harus dipahami bahwa moral yang diperlihatkan didalam karya
sastra tidak semata-mata segi putihnya saja, tetapi sekaligus diperlihatkann
segi hitamnya sebagai perbandingan. Justru dialektika ini merupakan kekhasan
karya sastra.
4. Pendekatan
moral memperhatikan pula masalah kesan dan resepsi pembaca, karena yang
mentukan berfaedah atau tidak berfaedah sebuah karya sastra tergantung kepada
kesan dan rersepsi pembaca. Bisa saja sebuah karya sastra membawa misi yang
besar ditinjau dari segi konsep moralitas, namun tidak banyak gunanya bila
pembaca tidak
mampu menangkap atau memhami misi tersebut.
Kekuatan
dan kelemahan
Memperhatikan kosepsi
pendekatan moral ini terlihat bahwa kekuatan pendekatan moral ini adalah pada
upaya memandang karya sastra sebagai karya yang mengandung nilai-nilai,
pemikiran, dan falsafah hidup yang akan membawa manusia menuju kearah kehidupan
manusia yang lebih bermutu.
Sedangkan kelemahan
pendekatan ini antara lain :
1). Berkecenderungan untuk melengahkan
masalah bentuk dengan lebih banyak memperhatikan aspek isi,
2). Sukar sekali merumuskan konsep
moral, karena pengertian moral bisa berubah-ubah dan tidak sama bagi setiap
orang dan pada setiap waktu,
3). Pendekatan moral berkecenderungan
untuk menjurus kepada ukuran nilai moral keagamaan,
4). Terdapat kemungkinan untuk
mengidentikkan apa yang dilukiskan pengarang dalam karyanya dengan sikap hidup
beragama pengarang.
Komentar
Posting Komentar