PERLAKUAN
DISKRIMINASI YANG DITERIMA OLEH GADIS TUNARUNGGU DALAM NOVEL AYAH, MENGAPA AKU
BERBEDA?
Oleh: Enif Nurul Khoirubianti
110211413115/ eniph.ryn@gmail.com
URUTAN CERITA
|
PAPARAN
ISI
|
URUTAN LAPORAN
|
ISI
|
|
PENGANTAR
Pada kenyataannya manusia
hidup untuk saling berpasang-pasangan. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak mampu
berdiri sendiri, dengan kata
lain manusia membutuhkan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan
hidupny. Oleh karena itu, manusia melakukan suatu
interaksi sosial terhadap
lingkungan disekelilingnya untuk mempercepat proses adaptasi dengan lingkungan baru yang
mereka tempati. Hal tersebut mereka lakukn untuk mempertahankan hidup
ditengah lingkungan baru yang mereka diami.
Tindakan yang
berhubungan dengan orang lain disebut sebagai tindakan sosial. Suatu tindakan dianggap sebagai tindakan
sosial apabila tindakan tersebut memengaruhi atau dipengaruhi oleh orang
lain.Dalam khazanah sosiologi, pengertian
tindakan sosial di atas dipengaruhi oleh definisi Max Weber. Max Weber
seperti dikutip oleh G. Ritzer (1992) mengartikan tindakan sosial sebagai
tindakan manusia yang dapat memengaruhi individu-individu lainnya dalam
masyarakat.
Berdasarkan paparan tersebut, bahwa
setiap manusia dalam mempertahankan hidupnya membutuhkan seatu proses
adaptasi dengan cara berinteraksi terhadap segala hal yang berada
disekelilingnya. Hal ini dilakukan agar sesama manusia dengan manusia,
manusia dengan kelompok manusia, kelompok manusia dan kelompok manusia lain,
serta manusia dengan lingkungan sekitar terjalin sebuah hubungan yang
harmonis yang mampu menciptakan sebuah suasana timbal balik yang saling
menguntungkan. Begitu pula dengan kehidupan para tokoh yang terdapat dalam
novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda? mereka melakukan tindakan sosial untuk
berinteraksi antar sesama tokoh. Interaksi yang terjadi dibubuhi dengan
sebuah gambaran amanat yang kuat agar pembaca mampu memberikan penilaian
sendiri akan sikap yang ditunjukan oleh setiap tokoh. Terlepas apakah
tindakan itu baik atau buruk dilakukan akan dibahas secara mendetail pada
analisis dibawah ini.
ANALISIS DAN INTERPRETASI
|
PENGANTAR
|
Opini apresi-ator
Opini pakar
Simpulan apresi-ator
Masalah yang diapresi-asi
|
|
Rekaman Peran Ayah dan Bentuk Diskriminasi yang Diterima Gadis
Tunarunggu
|
ANALISIS DAN INTERPRETASI
|
|
Awal
|
Saat aku terlahir di dunia ini, ayahku pernah bercerita
bahwa ia mendengar suara tangisku yang menjerit begitu keras. Dokter dan
suster yang ikut membantu proses kelahiranku pun begitu bingung karena aku
tidak berhenti menangis meski mereka sudah menimang dan menghiburku dengan
berbagai cara. Awalnya, aku tidak mengerti mengapa aku terus menangis dan
tidak bisa dihentikan oleh siapapaun. Suster yang bingung kemudian
menyarankan dokter untuk meminta Ayah yang sedang berada di ruamg tunggu untuk
melihatku(N).
Novel berjudul Ayah, Mengapa Aku Berbeda? karya Agnes Davonar ini
dibuka dengan narasi pengarang seperti itu. Selanjutnya pengarang mulai
menunjukkan dirinya sebagai tokoh utama, dan menunjukkan siapa saja yang
menjadi tokoh pendukung lainnya. Tokoh pendukung tersebut antara lain, yaitu:
ayah, ibu, dan neneknya. Mula-mula novel ini menceritakan tentang bagaimana
proses pertemuan ayah dan Ibu Angel hingga menikah dan tokoh angel
dilahirkan, setelah itu bercerita tentang kematian ibunya, disusul dengan kematian
neneknya, dan cerita tentang kepindahan angel dan ayah menuju rumah baru.
Aku mungkin tidak akan pernah menyadari bahwa aku
berbeda dengan orang-orang yang ada di sampingku. Semuanya mulai kupahami,
saat aku sadar bahwa aku tidaklah sama dengan anak-anak lain yang kulihat.
Ketika berjalan bersama nenek di halaman rumahku, mereka dapat berbicara
dengan mulutnya dan mendengar apa yang sulit kupahami. Aku tidak mengerti apa
itu yang disebut dengan pendengaran. Alat indra yang satu ini tidak pernah
ada dalam hidupku. Bahkan aku tidak bisa mendengar suaraku sendiri (N).
Pada narasi tersebut, dapat kita peroleh gambaran bahwa tokoh
utama pada novel ini merupakan pribadi yang berbeda dengan pribadi umumnya.
Ia tidak bisa merbicara dan mendengar seperti kebanyakan anak seusiannya.
Entah bagaimana nanti kehidupaannya setelah iaa beranjak dewasa, Angel pun
tak tahu. Ia masih kecil dan belum mengerti bagaimana kerasnya kehidupan yang
akan dialami oleh seseorang yang memiliki keterbatasan seperti dirinya. Namun
akan selalu ada Nenek dan Ayah Angel yang tetap setia menemani dan membantu
Angel untuk menata hidupnya.
Setiap hari setelah pulang kerja, Ayah belajar pada
Bibi Angun. Nenek juga ikut serta, sedangkan aku malah asik bermain boneka
tanpa menyadari bahwa kelak akupun akan mempelajari bahasa tangan dari Ayah.
Ia dengan cepat mengerti sedikit demi sedikit hal-hal yang harus ia ajarkan
padaku. Ia tidak mengajarkan aku secara keras, tapi ia menggunakan sedikit
permainan.
Berdasarkan narasi diatas, kita mengetahui bagaimana usaha ayah
dan nenek agar dapat mengajari anaknya berbicara dengan cara lain sesuai
dengan kondisi fisik anaknya yang berbeda. Ayah dan nenek belajar berbicara
dengan menggunakan bahasa isyarat kepada Bibi Angun, Ia adalah seorang ibu
yang memiliki anak dengan kondisi keterbatasan seperti Angel. Ayah berusaha
keras agar Angel dapat mengerti apa saja yang ada disekitarnnya. Agar kelak
ia tetap dapat bergaul dengan baik meskipun dalam kondisi keterbatasan yang
ada dalam dirinya.
Perawat yang mereka sebut suster itu mulai mendekatiku.
Aku menjadi ketakutan. Semua berteriak bahwa aku jahat seolah aku
maling.Walau aku tidak mengerti apa yang mereka katakan tetapi tatapan mereka
terlihat seperti tidak menyukaiku. Akhirnya aku pun berjalan meninggalkan
tempat itu sebelum perawat itu datang padaku. Mereka terus berteriak
menghinaku tapi perawat mereka justru diam (N).
Narasi di atas menunjukkan bagaimana Angel dan kekurangannya
tidak dapat diterima oleh orang sekitarnya. Hidup Angel mulai berubah sejak
saat itu, ia harus belajar menerima hinaan yang akan ia dapatkan seiring
dengan pertambahan usianya kelak. Ia akan mulai melewati hari-hari dengan
beban yang akan menyiksa batinya melebihi situasi saat itu.
“ Ayah, yang aku tau tentang diriku, aku hanya
ingin bersamamu. Itu saja cukup. Aku tau, aku tidak mendengar dan tidak
mengerti apa itu mendengar, tapi aku merasa cukup dengan keadaanku saat ini.
Aku bahagia memiliki teman-teman yang bisa bermain bersamaku. Tidak sulit
buat aku bicara dengan mereka.”
Dialog tersebut diujarkan oleh Angel ketika Ayahnya memberikan ia
pengertian bahwa ia berbeda dengan kebanyakan anak lainny. Angel pun mulai
mengerti dan ia mencurahkan isi hatinya kepada ayahnya lewat dialog tersebut.
Ayah berencana memindahkan Angel ke sekolah normal atas usulan Guru Angel di
sekolah sebelumnya. Guru tersebut mengatakan bahwa kemampuan Angel melebihi
anak sesusiannya dan ia pantas bersekolah di jenjang kelas 6 SD karena ia
merupakan siswa yang pintar dan berprestasi .
|
|
Narasi
(Data Teks)
Analisis
Narasi (Data Teks)
Analisis
Narasi
(Data Teks)
Analisis
Narasi
(Data Teks)
Analisis
Dialog
(Data Teks)
Analisis
|
Tengah
|
Setelah menempuh 13 jam perjalanan dari semarang menuju
jakarta, akhirnya sore itu mobil yang mengantar semua perabotan kami tiba
dirumah baru (N).
Demikian pembuka bagian
tengah cerita. Karena Angel masih tidak bisa menerima kepindahan di rumah
barunya, suasana menjadi kaku, Ayah mencoba meyakinkan Angel bahwa hidupnya
yang dahulu dan sekarang akan sama saja. Mereka mulai berbincang-bincang
untuk menata kehidupannya yang baru, di rumah baru pula. Untuk mencairkan
suasana Ayah menunjukkan Angel kamar baru yang dahulunya merupakan kamar
ayahnya sewaktu kecil. Sebagaimana perkataan Ayah pada Angel, “Ini kamar Ayah dulu waktu kecil, sekarang jadi kamar
kamu, bagaimana?Suka? (D).” Sebagai seorang pembaca yang baik, kita
dapat merasakan bagaimana usaha Ayah untuk mencairkan suasana, meyakinkan
Angel bahwa segalanya akan baik-baik saja.Usaha Ayah terasa sia-sia sebab
Angel masih memerlukan waktu untuk beradaptasi. Tidak semudah itu ia menerima
hal baru yang terjadi pada dirinyaa. Angel
menunjukan penolakannya, membuat Ayah merasa sedih dan tersiksa akan suasana
yang tidak nyaman dalam rumah. Ayah berusaha meyakinkan Angel agar mau
menerima kondisi mereka saat ini, dengan rumah baru dan kehidupan baru yang
akan bereka lalui berdua.
Terima kasih untuk pengorbananmu padaku Ayah. Aku
sungguh menyesal telah membuat suasana baru kita terasa sangat tidak nyaman
karena sikapku. Padahal kalau dipikir-pikir, Ayah memang benar, semua ini ia
lakukan untuk masa depanku.
Angel merasa bahwa selama ini ia telah salah dalam bersikap, ia
mulai meyakinkan diri untuk menata hidupnya kembali berusaha dari awal
bersama ayahnya. Dimulai dari mencari sekolah baru untuk Angel. Ternyata
susah mencari sekoalah yang mau menerima siswa yang hidup dalam keterbatasan,
namu Ayah tetap berusaha agar Angel dapat diterima dan mendapatkan pendidikan
yang layak seperti orang normal pada umumnya. Meyakinkan kepala sekolah bahwa
Angel anak yang pintar dan mampu berfikir seperti orang normal lainnya
“Bapak!” teriak kepala sekolah itu.
Ayah dan aku melihat ke arahnya.
“Bisa saya pinjam kembali map anak Bapak? ”
Meski agak ragu, Ayah pun langsung menyerahkannya.
Ibu Kepala Sekolah itu lalu membelai kepalaku sambil
berkata dengan wajah tersenyum,
“Saya rasa larangan sekolah ini menolak anak cacat
akan saya hapuskan setelah melihat begitu kuatnya niat Angel untuk sekolah
disini ”
Mendengar hal itu, Ayah begitu gembira sambil
mengucapkan terima kasih. Ia menyuruhku untuk mencium tangan kepala sekolah.
Ayah berkata padaku bahwa aku bisa sekolah disini. Aku gembira dan memeluk
ayah, setelah itu kami berpamitan untuk pulang.
Dari bukti dialog dan narasi
di atas dapat tercermin seperti apa usaha keras Ayah agar Angel dapat
bersekolah. Ayah menyiapkan diri untuk hari pertama Angel masuk sekolah. Ayah
memberinya nasehat dan membuatkan Angel sebuah buku yang digantung di
lehernya untuk alat berkomunikasi.
Ayah mengantar dan menjemput
Angel ke sekolah karena ia belum hafal jalan. Kegiatan itu dilakukannya
selama beberapa hari, hingga Angel memutuskan untuk ke sekolah sendiri. Hari
pertama sekolah dilalui Angel dengan baik, hal ini tercermin pada narasi di
bawah ini:
Hari ini adalah hari terindah dalam hidupku. Hendra
adalah sahabatku yang normal yang menjadi harapan bagiku bahwa kelak mungkin
aku akan memiliki teman-teman normal lain yang bisa menerima kondisiku.
Sebagai tuna rungu...Begitu ungkapan kebahagian yang
dilontarkan oleh Angel, untuk sementara ia merasa bahagia dengan hari-hari
baru disekolah karena mendapatkan sahabat baru yang bernama Hendra, namun
beberapa hari kemudian kebahagiaannya mulai terusik oleh tingkah laku
temannya yang menunjukan penolakan terhadap kehadirannya. Angel selalu
diganggu dan diperlakukan tidak baik oleh Agnes, dan kedua temannya Maria dan
Fifi teman sekelasnya.
“Kenapa kalian memaksa Angel makan, dia kan punya
hak untuk menolak?” teriak Hendra tiba-tiba.
“Diam kau gendut! Atau mau aku hajar?” ancam Agnes.
“Makanlah!” seru Agnes padaku.
Sosok Agnes yang brutal dan
berprilaku tidak terpuji menemani hidup Angel yang telah beranjak bahagia dan
mulai menerima kehidupan barunya. Ayahnya mulai berani membiarkan Angel hidup
mandiri, sedang ia mulai menata karirnya dengan membuka kembali too roti yang
diiliki Ibunya. Tetapi Agnes mulai menganggu ketenangan Angel dengan beberapa
tingkah liarnya yang harus ia terima disekolah.
“ Huh, bodoh kamu, memangnya aku akan membiarkan
klub musik kita yang begitu terpandang ini ditambah dengan gadis dungu dan
budek seperti dia? ini akan bikin klub ini seperti sirkus saja. Lihat saja,
apa yang akan terjadi.”
Dialog tersebut mengambarkan
bagaimana bencinya Agnes terhadap Angel, kebenciannya bertambah parah
setelah mengetahui bahawa Angel selain
pandai di kelas dalam pelajaran apapun, Angel juga pandai bermain piano dan
memutuskan untuk bergabung dengan klub musik yang ada di sekolahnya. Meskipun
Angel tunarunggu permainan pianonya sangat mengagumkan bagi Bu Katrina.
Ternyata pkepandaian Angel bermain piano merupakan bakat yang ia dapatkan
dari Ibunya. Ibu Angel sangat pandai bermain piano dan sekarang kepandainnya
menurun pada anaknya.
Ketika aku masuk ke dalam ruangan, Agnes langsung
menarik leher bajuku dan mendorongku hingga ke tembok ruangan, aku terkejut
hingga datang teman-temanku hendak memisahkan.
Narasi tersebut menunjukan bagaimana perjuangan yang dilalui
Angel ketika hendak berlatih, ia selalu mendapatkan penyiksaan yang berupa
kekerasan fisik dan psikis yang ia terima dari Agnes. Teman-teman lain merasa
kasihan kepada Angel, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa.Hidup Angel
menjadi semakin tak karuan, kekerasan yang ia dapatkan dari temannya tidak
pernah ia ceritakan pada Ayahnya, bahkan rasa sakit yang ia rasakan juga ia
pendam sendiri. Siang itu setelah pulang sekolah ia merasa sangat lelah
hingga tak menyadari bahwa Ayahnya sedang sakit, dan ia tak menyadari akan
situasi yang terjadi saat itu, ia terus tertidur dan berharap apa yang sedang
terjadi pada ayahnya bukanlah sesuatu yang berbahaya.
|
|
Narasi
(data Teks)
Analisis
Dialog
(Data Teks)
Interpre-tasi
Narasi
(Data Teks)
Analisis
Satuan Dialog dan Narasi (Data
Teks)
Analisis
Narasi (Data Teks)
Analisis
Dialog (Data Teks)
Analisis
Dialog
(Data Teks)
Analisis
Narasi
(Data Teks)
Analisis
|
Akhir
|
Siang itu, sepulang sekolah, aku sudah bersiap-siap
untuk pergi ke ruang musik bersama Hendra. Seperti biasa, kami selalu menjadi
orang pertama yang datang. Lalu, datang Ibi Katrina, Agnes dan
kawan-kawannya. Ibu Katrina tidak bisa berlama-lama mengajar kami hari ini.
Ia hanya sekitar tiga puluh menit menemani kami sebelum kemudian meminta izin
untuk pulang lebih awal.
Narasi tersebut terdapat pada
bagian akhir cerita ini, terlihat bahwa keseriusan Angel ikut dalam klub
musik sekolahnya. Ia selalu datang terlebih
dahulu sebelum Ibu Katrina. Angel tak pernah putus asa berlatih piano. Hal
tersebut yang membuat Ibu Katrina mengikutsertakan Angel untuk megisi sebuah
acara pada ulang tahun sekolahnya bersama Angel dan kawan-kawan. Agnes
semakin brutal mengetahui ia satu grub dengan Angel, namun Angel berusaha
menenagkan hatinya dan berfikir baik kepada Agnes. Ayah yang mengetahui kabar
bahwa Angel akan turut serta memeriahkan acara ulta di sekolahnya merasa
turut bahagia.
“Ini piano milik Ayah dan Ibu. Kami menyimpannya di
gudang ini selama tinggal di Semarang. Ternyata piano ini masih terawat.”
“Ayah, jadi piano ini milik Ayah dan Ibu?”
Ayah menyuruhku duduk di kursi piano. Kami duduk
bersamaan.
Ayah memberikan Angel sebuah
piano yang dulunya pernah digunakan Ayah dan Ibunya sewaktu ibu masih hidup.
Angel merasa bahagia dan tak hentinya rajin berlatih. Agar ia mampu
memberikan penampilan terbaiknya saat perayaan ulang tahun sekolahnya.
Seminggu sebelum perayaan itu dimulai Angel semakin rajin untuk berlatih baik
di rumah dan di sekolah. Melihat hal itu, Agnes semakin brutal untuk
menganiaya Angel, saat berlatih di sekolah, tangan Angel di tekan dengan
tutup piano, sehingga menyebaban tanganya memar dan membiru serta berdarah.
Berikut Narasi teks pendukungnya:
Saat menjelang malam, aku mencoba memperhatikan seluruh
wajahku di depan cermin. Sisa-sisa luka memar dan beberapa cakaran dari Agnes
dan kawan-kawan masih dapat kulihat. Yang paling membuatku bersedih adalah
kondisi tanganku, karena dengan tangan inilah aku bisa bermain piano.
Karenanya, kini aku harus menunggu hingga tanganku sembuh.Dalam sakit yang ia rasakan
pada tangannya, Angel tak pernah putus asa dan memanjakan rasa sakitnya. Ia
berusaha selalu agar ia dapat memberikan penampilan terbaiknya untuk ayahnya
yang ia cintai. Angel berjanji pada Ayahnya ketika sedang sakit. Bahwa ia
akan ikut memeriahkan acara ulang tahun sekolah dan bermain piano dengan
baik. Meskipun ia tidak percaya diri dan hampir putus asa ia berusaha bangkit
kembali untuk ayahnya. Dan tibalah saat yang dinantikan yaitu perayaan ulang
tahun sekolah. Ayah dalam keadaan sakit berusaha kuat saat datang melihat
penampilan anaknya.
Denting piano terakhirku pun akhirnya usai terdengar.
Aku menghapus Air mataku, penonton satu per satu berdiri memberikan tepuk
tangan kepadaku. Aku terkejut ketika melihat semunya berdiri dan memberikan
hormat yang tak terhingga di depanku bersama tepuk tangan meriah mereka.
Narasi di atas mengambarkan
bagaimana suasana haru yang terjadi saat itu. Angel berhasil dengan baik
menyelesaikan tugasnya. Angel berlari menghampiri Ayah dan memeluknya sambil
menangis. Ia merasa lega karena segalanya berjalan baik dan perjuangannya
selama ini berbuah manis. Ayah takhentinya menenangkan Angel yang menjadi
kebanggaannya. Seperi contoh dialog di bawah ini:
“Angel ayah bangga padamu. Kamu telah menjadi
setitik cahaya yang membuat Ayah bertahan sejak kamu lahir. Kamu adalah
kebahagiaan Ayah. Mulai saat ini hiduplah bersama kebahagiaan ini. Biarkan
Tuhan yang menuntun masa depanmu...”
Akhir cerita ini ditutup
dengan sebuah narasi yang dapat mengugah emosi pembacanya, banyak amanat yang
dapat kita ambil dari novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda? usaha dan sikap Angel
yang tidak pernah putus asa memang menghasilkan hasil yang membanggakan.
Frase terberat dalam hidupnya telah terlewati dengan baik, kini ia berusaha
menata hidupnya yang baru di tingkat SMP. Tanpa disangka, Hendra sahabat
karibnya yang mendadak pindah sekolah, datang menemui Angel dan memberikan
apresiasinya terhadap Angel. Angel merasa terkejut dan bertambah senang
melihat kedatangan Hendra. Hari itu adalah hari yang paling membahagiakan
bagi Angel karena orang yang disayang dan dicintainya datang melihat
penampilan pertamanya bermain piano. Berikut cuplikan narasi penutup novel
karya Agnes Davonar.
Angel akhirnya membuktikan kepada semua orang bahwa
walaupun ia memiliki keterbatasan fisik, itu tidak menjadi masalah dalam
hidupnya, ia terus bertahan sebagai seseorang yang hidup dengan suka cita
sampai akhirnyaia lulus sekolah dasar dan menanti sekolah menengah pertama
dalam hidupnya.
|
|
Narasi
(Data Teks)
Interpretasi
Satuan Dialog
(Data Teks)
Narasi
(Data Teks
Interpre-tasi
Analisis
Narasi (Data teks)
Analisis
Narasi (Data Teks)
Analisis
Dialog (Data Teks)
Opini Apresiator
Narasi (Data Teks)
|
|
Penutup
Novel karangan Agnes Davona selalu memberikan sajian-sajian yang
menarik dengan berisikan cerita yamg mengharukan. Isi cerita menyajikan
sebuah cerita yang dramatis dan syarat akan makna. Bahasa yang lugas dan
komunikatif sesuai dengan bahasa keseharian, membuat cerita mudah untuk
dipahami. Keunggulan novel ini terletak pada penggambaran alur cerita yang
runtut dan jelas dengan diselipkan banyak konflik namun kaya akan amanat yang
dapat kita peroleh ketika membacanya. Ada banyak hal-hal baik yang ada pada
diri Angel dan keluarganya yang dapat kita jadikan contoh untuk diterapkan
pada kehidupan sehari-hari.
|
APRESIASI
|
Penghargaan
Opini
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
RUJUKAN
1. Davonar,
Agnes. 2011. Ayah, Mengapa Aku Berbeda?. Jakarta: Intibook Publisher.
2. Sudjiman,
Panuti. 1991. Memahami Cerita Rekaan.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Komentar
Posting Komentar