Yang sangat menyedihkan hati ibunya ialah karena bagi Hanafi
segala orang yang tidak pandai bahasa Belanda, tidak masuk bilangan. Segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan orang Melayu, dicatat dan dicemoohkannya,
sampai kepada adat lembaga orang Melayu dan agama islam tidak mendapat
perindahan serambut juga. Adat lembaga disebutkan ‘kuno’ agama islam
‘takhayul’ . Tidak heran, kalau ia hidup tersisih benar dari pergaulan orang
Melayu
Dikarenkan Hanafi telah lama berada dalam pergaulan orang barat,
Hanafi dengan mudah melupakan adat ketimuran yang telah mendarah daging pada
dirinya. Tidak hanya itu, Hanafi secara terang-terangan mencemooh adat
bangsanya sendiri, menagangapnya kuno dan agama islam ditinggalkannya pula.
Selain itu, Hanafi mulai mengabaikan nasehat ibunya, meningalkan segala hal
yang berkaitan dengan adat ketimuran dan belajar memperdalami adat orang barat.
Dua tahun sudah terlampaui, setelah kejadian hal-ikhwal
yang diceritakan di atas. Bagi keluarga di Sumatera Barat, Hanafi sudah
dipandang keluar dari kaum. Ia sudah menjadi ‘orlando’, sudah ‘bernyonya’,
sedang sepucuk pun surat tak ada yang datang daripadanya, sekedar menandakan
bahwa ia masih hidup bagi kaumnya.
Dari narasi tersebut munculkan sebuah permasalahan karena Hanafi
lama tak memberi kabar pada keluarganya di kampung, Hanafi dinggap sudah
keluar dari bangsa timur. Karena ia telah menganti kebangsaanya menjadi
bangsa barat, Hanafi merasa dirinya telah masuk ke dalam golongan orang
barat. Dia merasa mendapat pergaulan yang baik dari mereka setelah ia merubah
kebangsaanya. Namun hal itu sia-sia karena semua teman temanya tak mengangap
perubahan itu dan mulai menjuahinya. Hal itu terlihat saat teman temanya
selesai bermain tenis, tak seorangpun mau menyapanya, seolah-olah mereka
ingin menunjukkan kebencianya pada Hanafi karena ia seorang anak Bumi Putera.
Mula-mula Hanafi dan Corrie menjadi lid daripada
kumpulan bermain tennis yang terdiri dari pegawai-pegawai kantor Gubernemen
di Betawi. Sekalian kawan-kawan itu menunjukkan adat yang tertib pada mereka:
seorang pun tak ada yang menghinakannya, tapi sementara itu mereka berasa
tersisih dari pergaulan yang banyak.
Dengan keadaan seperti itu,
Corrie merasa begitutertekan dan tidak nyaman dengan keadaanya yang sekarang.
Hanafi merasa bersalah telah meminta Corrie menjadi isterinya. Namun mereka
tetap ingin memperbaiki keadaan, merubahnya seperti suasana sebelumnya. Tapi
seberapa besar usaha mereka untuk menyatukanya, tetap saja mereka tidak dapat
menerima kehadiran Corrie dan Hanafi.
“Benar Han sebab aku bersuamikan orang Melayu, maka
dunia menjadi sempit bagiku. Itu suatu kebenaran, tidak dapat dibantah karena
sudah terbukti. Han, rupanya tidak lain karena batinku tidak kuat menghadapi
hidup begini. disisiih orang!itulah yang menjadi perubahan atas laku
perangaiku.
Dari dialog tersebut, dapat kita ketahui bagaimana perasaan hati
Corrie yang sebenarnya atas kejadian yang merubah hidupnya, kala itu ia
begitu tersiksa dengan keadaan yang menimpa dirinya. Belum ada seminggu pernikahan
keduanya diwarnai dengan pertengkaran silah pendapat. Perselisihan itu
ditimbulkan oleh banyaknya penolakan akan kehadiran mereka dari pihak lain
yang tidak berkenaan dengan perkawinan mereka. Hal tersebut, selalu memicu
pertengkaran dianatara mereka, lama waktu berjalan peristiwa tersebut membuat
saling merengganglah tali kasih antar kedua suami isteri itu.
Terjadi perselisihan dan pertengkaran mewarnai kehiduppan
pernikahan mereka setiap hari. Hingga suatu ketika Hanafi pulang dari kantor,
ia melihat tempat abu rokok berisi puntung-puntung baru. Dengan marah dihempaskanya
sebuah pistol diatas meja, diketamnya tangan Corrie. Hanafi menuduhnya
berzina dengan laki- laki lain, namun Corrie tetap berusaha menjelaskan
kejadian yang sebenarnya, tetapi Hanafi tidak mempercayainya.Corrie merasa
sakit hati dan benci akan sikap Hanafi, ia pergi meninggalkan Hanafi dan
berniat menceraikannya.
Sebenarnya bagi Corrie sudah terbuka waktu yang baik
buat memberi keterangan, karena suaminya sudah mulai bertanya. Tapi hatinya
semakin panas. Serambut pun tak ada lagi cintanya kepada Hanafi pada saat
itu; sukalah ia bercerai seumur hidup. Dan pada hematnya, inilah pangkal
perceraian yang sebaik-baiknya.
Setelah peristiwa yang
menegangkan itu telah selesai, Corrie memutuskan
untuk meninggalkan rumah untuk menempuh kehidupan barunya ia menginap disebuah kontrakan. Namun dimanapun Corrie
berada tetap tidak ada seorangpun yang
mau bersahabat dengannya.Semenjak keputusanya menikah dengan orang pribumi
memang berbagai kalangan menentangnya hingga ketika mereka bercerai perlakuan
masyarakat terhadapnya tetap sama, merek tetap tidak mau menerima kehadiran
Corrie ditengah-tengah mereka.
Lain
Corrie lain pula Hanafi. Ketika Hanafi memulai untuk menempuh kehidupan baru datanglah seorang sahabat bernama Pitt, ia menasehati
Hanafi. Dia telah menyadrakan Hanafi akan kesalahanya selama ini.
Misalnyasikap durhaka pada
ibunya,sikapnya yang telah menyianyiakan Rapiah, sikapnya yang menuduh Corrie
berzina. Akhirnya dia memutuskanpergi
mencari keberadaan Corrie ke Semarang.
Hanafi ingin meminta maaf pada
Corrie, namun saat itu diketahui bahwa Corrie sedang menderita sakit keras dan dirawat dirumah sakit, dan betapa
terpukulnya hati Hanafi, saat itu di harus menerima kematian Corrie.
Empat belas hari lamanya Hanafi tinggal dipelihara di Rumah Sakit
Paderi di Semarang. Dalam waktu yang sekian adalah tiga hari lamanya ia tidak
sadarkan diri, yaitu dari waktu jatuh pingsan melepas isterinya itu. Maka
terbayanglah pula segala keadaan Solok dalam kenang-kenangannya. Mengakulah
ia, bahwa kehidupannya ialah hidup yang secelaka-celakanya.
Dalam sakitnya Hanafi tersadar akan kesalahan yang ia lakukan
pada Ibu dan Rapiah juga penyesalannya kepada Corrie. Setelah melalui
perjalanan yang panjang, sampailah ia dikampung halamanya. Betapa terkejutnya
hati rapiah dan ibu melihat Hanafi berdiri di hadapanya. Walaupun masayarakat
sekitar enggan menerima kehadiran Hanafi, namun dengan besar hati Ibu dan
Rapiah begitu terbuka menyambutnya.
Hari demi hari Hanafi hanya termenung. Dalam renungannya ia mengingat semua
kesalahnnya terdahulu.
Dengan bimbang
hati mendekatlah ibunya kekepalanya, lalu Hanafi berkata denagn suara lemah- lembut,
”Ibu...ampuni..akan..dosa..ku..Syafei
pelihara...baik-baik. Jangan..diturutnya..jejakku..”
“Ya anakku
sudahlah lama engkau aku ampuni.Hal anakmu janganlah engkau
risaukan. Mengucaplah, Hanafi. Kenanglah nama Tuhan dan Rasul, supaya
lurus jalanmu”.
Hanafi
memandang dengan sedih kepada ibunya, berkata, ”Lailahaillallah.Muhammad
dar Rasulullah!” Dalam berjabat tangan dengan ibunya melayanglah jiwa Hanafi.
Gambaran
yang terlihat pada cuplikan teks Dialog dan Narasi tersebut mengenai keadaan
Hanafi. Hari demi hari kesehatan nya semakin memburuk.
Sakitnya bertambah parah Ibunya mengundang dokter untuk merawatnya.
Namun saat melihat kondisi Hanafi, dokterpun merasa tidak
mampu membantu menyembuhkan. Akhirnya, beberapa saat setelah dokter pergi Hanafi menggapai tangan ibunya lalu berpesan
kepadanya agar menjaga Syafe’i baik-baik. Agar kelak tidak meniru jejaknya.
Dan dipenghujung hidupnya dia meminta maaf kepada ibunya.
PENUTUP
Keunggulan novel “Salah Asuhan” karya
Abdoel Moeis inibanyak memberikan pengetahuan akan dampak yang diperoleh
seseorang jika ia tetap memaksakan untuk menikah dengan dua latar budaya yang
berbeda. Dari hal tersebut dapat ditarik suatu pelajaran berharga yang
disampaikan penulis dalam setiap alur cerita berkaitan dengan bagaimana sikap
yang harus kita pegang teguh sebagai manusia pribumi yang selalu menunjukkan
adat ketimuran, yang menjadi ciri khas anak pribumi.
Dari segi bahasa, bahasanya cukup sulit untuk
dipahami karena masih menggunakan bahasa Melayu, sehingga butuh waktu yang
cukup lamu bagi pembaca untuk memahami setiap peristiwa yang terjadi.
Terlepas dari itu semua cerita ini sangat menarik untuk dibaca, pembaca
diberikan bekal pengetahuan untuk menata hidupnya agar lebih baik dan
mencintai budaya sendiri, patuh terhadap perintah orang tua dan melaksanakan
ajaran agama.
|
analisa yang keren, salah satu novel yang menginspirasi...
BalasHapusKunjungi juga artikel kami tentang resensi salah asuhan, novel salah asuhan, sinopsis salah asuhan atau novel abdul muis