Sinopsis
Novel
Judul
Novel : Pertemuan Dua Hati
Pengarang
: NH. Dini
Tahun
Terbit : 1986
Setelah dua bulan
tinggal di rumah baru, tidak lama kemudian bu Suci mendapatkan surat panggilan
dari Kepala Sekolah yang memintanya datang ke sekolah. Bu Suci untuk sementara
waktu menjadi guru pengganti di SD tempat anaknya yang kedua bersekolah sambil
menunggu surat keputusan dari Dinas. Selama nanti menggajar, Kepala Sekolah
memberitahukan bahwa ia akan membimbing dua kelas tiga. Selain kabar gembira,
kesedihan menimpa Bu Suci karena keadaan putranya yang kedua semakin memburuk.
Sejak pindah di Semarang, seringkali anaknya rewel, menangis tanpa sebab yang
kelihatan nyata. Hari pertama mengajar Bu Suci memulainya dengan perkenalan
yang baik dengan murid-murid barunya. Kesan ramah dan baik selalu ditunjukkan
saat mengajar.
Hingga hari keempat bu Suci mulai mampu
menghafalkan nama-nama muridnya, namun ada salah satu murid yang membuatnya
penasaran yaitu Waskito. Waskito lama tidak masuk sekolah dan teman-temannya
tidak ada yang tahu alasan mengapa ia tidak pernah dating ke sekolah. Bu Suci
bertanya pada ketua kelas dan semua muridnya namun mereka tidak memberikan
jawaban yang berarti, namun terlihat dua orang muridnya yang sedang asik
berbisik-bisik memberikan tanda seolah mengetahuinya. Cukup lama didesak
bercerita akhirnya mereka menceritakan apa yang mereka ketahui. Mereka merasa
senang karena Waskito tidak masuk sekolah, karena jika dia masuk, mereka merasa
tersiksa dengan perlakuan Waskito yang suka marah dan menyakiti teman-temannya
tanpa alasan. Naluri seorang guru sedang mengejolak dalam hati bu Suci, ada
rasa yang mendorongnya untuk mencari tahu penyebab Waskito tidak disukai
kehadirannya dikelas.
Namun, belum selesai urusannya untuk mengali
informasi tentang Waskito, bu Suci merasa bimbang untuk memilih mana yang lebih
dahulu diutamakan. Disatu sisi, ia ingin menyelesaikan masalah di sekolahnya
dan disisi lain ia juga seorang ibu yang dituntut untuk mengurusi anaknya.
Akhirnya keduanya diselesaikan secara bersama-sama. Sesekali ia harus
mondar-mandir kesekolah. Pagi ia mengantarkan anaknya yang kedua untuk periksa
kedokter perusahaan milik suaminya, setelah itu ia kembali kesekolah untuk
mengajar. Lama waktu berjalan, setelah beberapa serangkaian tes dan pemeriksaan
kesehatan selesai dilakukan, diketahui jika anaknya yang kedua mengidap penyakit
epilepsi. Penyakit itu cukup membuat bu Suci sedih hatinya namun ia berusaha
tabah dan sabar merawat anaknya agar dapat sembuh. Selain sibuk mengurusi
anaknya, ia juga tetap melakukan serangkaian penyelidikan tentang muridnya yang
bernama Waskito.
Bu Suci mengirimkan
surat pada nenek Waskito dan surat itu diterima baik olehnya. Langkah pertama,
ia berkunjung kerumah nenek Waskito, dari kunjungan itu ia mulai menemukan penyebab mengapa Wakito sering
berbuat onar dikelas dan sering menyakiti teman-temannya. Waskito berbuat
seperti itu karena kurangnya rasa perhatian dari kedua orang tuanya yang sibuk
bekerja. Ia hanya diberi uang dan mainan serba bagus dan mewah tanpa adanya
kasihsayang dan perhatian dari kedua orangtuanya. Waskito mungkin merasa iri
dengan beberapa temannya yang sering diantar kesekolah oleh ayahnya, karena itu
dia melampiaskan amarah kepada teman-temannya. Butuh waktu lama untuk merubah
sikap anarki yang sering ditunjukan Waskito disekolah. Bu Suci memiliki
keyakinan bahwa Waskito sebenarnya anak yang baik, namun hanya karena kurangnya
perhatian dan kasihsayang dari orangtua yang membuatnya berbuat seperti itu.
Keyakinan bu Suci terbukti setelah mendengar cerita dari nenek waskito. Selama
dua bulan pun Waskito mengalami perkembangan lebih baik dalam berprilaku.
Waskito mulai rajin masuk sekolah dan mengerjakan tugas yang diberikan.
Bu Suci yang
bertanggungjawab atas Waskito dan ia mampu membuktikannya dalam jangka waktu
tiga bulan. Bu Suci mampu merubah pandangan murid-murid, teman kerjanya dan
Kepala Sekolah mengenai Waskito yang dianggap mereka anak yang sukar.
Keberhasilan itu, tentunya disertai dengan usaha yang keras dan tanpa henti
yang dilakukan oleh bu Suci yang mampu merubah anak sukar menjadi anak baik.
Selain berhasil berubah muridnya, ia juga berhasil menjaga kesehatan anaknya
yang kedua. Semakin lama, kesehatan anaknya berangsur membaik meski harus tetap
minum obat dan pulang lebih awal dari teman-temanya yang lain.
Komentar
Posting Komentar