ANALISIS PERKEMBANGAN MAKNA KOSA KATA
BAHASA INDONESIA
1. Pendahuluan
Linguistik
sebagai salah satu disiplin ilmu bahasamengalami
pertumbuhan dan perkembangan karena bahasa dipakai manusia dan manusia itu
selalu tumbuh dan berkembang. Begitu pula dengan kata-kata yang mengalami pergeseran
makna sejalan dengan perkembangan
bahasa. Perubahan tersebut karena pergeseran konotasi, rentang masa penggunaan
jarak dsb.
Perubahan-perubahan tersebut ada bermacam-macam antar lain: menyempit, meluas,
amelioratif, peyoratif, dan asosiasi. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita
jumpai adanya perubahan makna dari makna sebelumnya saat berkomunikasi. Bila diteliti kembali bahasa selalu mengalami
penambahan istilah-istilah baru. Dari istilah baru tersebut kemudian muncul
makna baru yang berbeda dari makna sebelumnya.
Dalam hal ini akan membahas mengenai
kata-kata yang mengalami pergeseran dan perluasan makna.
Lingkungan
masyarakat yang mengali perkembangan dan jumlah penduduk yang semakin bertambah
membuat bahasa mengalami perubahaan dalam memaknai kata. Kata menjadi salah
satu unsur bahasa yang memilki makna.
Akibat adanya perkebangan bahasa dari generasi ke generasi membuat makna
kata mengalami perubahasan bisa bergeser, meluas dan menyempit tergantung
pemakai bahasa saat menuturkan kata.
Menurut
Pateda (1986:71),
bahasa berkembang terus sesuai dengan perkembangan manusia pemakai bahasa. Kita
telah mengetahui bahwa pemakaian bahasa di wujudkan dalam bentuk leksem-leksem
dan kalimat. Manusialah yang menggunakan leksem dan kalimat itu dan kalimat itu
dan manusia pula yang menambah kosa kata yang ada sesuai dengan kebutuhan
pemakai bahasa. Karena pemikiran manusia berkembang maka pemakaian leksem dan
kalimat berkembang pula. Perkembanagn tersebut dapat berwujud penambahan atau
berwujud pengurangan.
1.2 RumusanMasalah
1)
Bagaimanakahbentukanalisis
kata “tanggal” ?
2)
Bagaimanakahbentukanalisis
kata “putih”?
3)
Bagaimanakahbentukanalisis
kata “tahu”?
4)
Bagaimanakahbentukanalisis
kata “abstrak”?
5)
Bagaimanakahbentukanalisis
kata “kacamata”?
6)
Bagaimanakahbentukanalisis
kata “bulan” ?
7)
Bagaimanakahbentukanalisis
kata “tablet”?
1.3 Tujuan
1)
Menjelaskanbentukanalisis
kata “tunggal”
2)
Menjelaskanbentukanalisis
kata “putih”
3)
Menjelaskanbentukanalisis
kata “tahu”
4)
Menjelaskanbentukanalisis
kata “abstrak”
5)
Menjelaskanbentukanalisis
kata “kacamata”
6)
Menjelaskanbentukanalisis
kata “bulan”
7)
Menjelaskanbentukanalisis
kata “tablet”
2. Pembahasan
2.1
PerluasanMakna Kata “tanggal”
Kata “tanggal” mengalamiperluasanmakna.
Contoh:
(1)
Hotel Santika Malang diresmikanpadatanggal 22
Agustus 2012.
(2)
Adikterjatuhdarisepeda, sehinggagiginyatanggal.
Padakalimat (1) kata “tanggal”
mempunyaimakna ‘bilangan
yang menyatakanhari yang keberapadalambulan’, sedangkanpadakalimat (2) kata
“tanggal” mempunyaimakna ‘terlepas’. Berdasarkancontohitu, maka kata
tanggaldapatdisebutsebagai kata yang mengalamiperkembanganmaknasecarameluas.Hal
itukarena kata “tanggal” mengalamipenambahanmaknadari yang semulabermakna‘bilangan yang menyatakanhari yang keberapadalambulan’berkembangmenjadi‘terlepas’.
Aminudin (2011:130) mengatakanbahwaperkembangan,
pergeserandanperubahanmaknaitudapatterjadisecarameluas,
yaknibilasuatubentukkebahasaaanmengalamiberbagaipenambahanmakna yang
secarakeseluruhannyadigunakansecaraumum.
Perluasanmakna
kata “tanggal” dipengaruhiolehfaktorunsurkesejarahan.Unsurkesejarahan kata
“tanggal” yang mempunyaiduamaknaberbedadapatdikaitkandenganperjalananpemakaian
kata “tanggal” itusendiridarisuatugenerasikegenerasi. Hal itukarena “tanggal”
yang bermakna ‘bilangan yang menyatakanhari yang keberapadalambulan’dan
“tanggal” yang bermakna‘terlepas’keduanyasudahdigunakanpemakaibahasasejakdahuludanpemaknaannyabisaditerimaolehmasyarakatpadaumumnya.
2.2PerluasanMakna
Kata “putih”
Kata “putih” mengalamiperluasanmakna.
Contoh:
(1)
Andimemakaikemejawarnaputih.
(2)
Likadikenalsebagaigadisberhatiputihdalammenolongteman-temannya
di sekolah.
Pada kalimat (1) kata
“putih” mempunyai makna ‘salah satu jenis warna’, sedangkan pada kalimat (2)
kata “putih” memiliki makna ‘tulus/ikhlas’. Berdasarkancontohitu, maka kata “putih”dapatdisebutsebagai
kata yang mengalamiperkembanganmaknasecarameluas. Hal itukarena kata “putih”
mengalamipenambahanmaknadari yang semulabermakna ‘salahsatujeniswarna’
berkembangmenjadi ‘tulus/ikhlas (bersih)’. Aminudin (2011:130)
mengatakanbahwaperkembangan, pergeserandanperubahanmaknaitudapatterjadisecarameluas,
yaknibilasuatubentukkebahasaaanmengalamiberbagaipenambahanmakna yang
secarakeseluruhannyadigunakansecaraumum.
Perluasanmakna kata “putih”
dipengaruhiolehfaktoremotif.Faktoremotifmenyebabkanpergeseranmakna kata menjadimetafora.Dalamkasusini,
perluasan kata “putih” disebutsebagaimetaforasinaestetis.Metaforasinaestetisadalahpemindahanasosiasifitursemantiksuatureferentertentukereferenlain
yang secaraanalogismemilikikesejajaransifat (Aminudin, 2011:133). Hal itukarena kata “putih”
padakalimat (2) memilikikesejajaransifatdenganmakna kata “putih” kalimat
(1).Kesejajaransifatterlihatpadakalimat (1) kata “putih” mempunyaiarti
‘salahsatujeniswarna yang dikenalsebagaiwarna yang melambangkankebersihan’
sejajarsifatnyadengankalimat (2) kata “putih” yang mempunyaimakna‘tulus/ikhlas (bersih)’.
2.3 PerluasanMakna Kata “tahu”
Kata “tahu” mengalami perluasan makna.
Contoh:
(1)
Ibu memasak tahu goreng bumbu kecap untuk bekal sekolah kakak.
(2)Ayah
sudahtahu jika kakak akan pulang terlambat karena ada jam tambahan di
sekolah.
Pada
kalimat (1) kata “tahu” mempunyai makna ‘makanan dari kedelai putih yang
digiling halus-halus, direbus, dan dicetak’, sedangkan pada kalimat (2) kata
“tahu” mempunyai makna ‘mengerti
sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dsb).’
Faktor penyebab
terjadinya pergeseran makna pada kata ‘tahu’ pada kalimat (2) merupakan akibat
ciri dasar yang dimiliki oleh unsur internal bahasa. Hal ini karena kata ‘tahu’
pada kalimat (1) yang tadinya secara
sederhana mengandung arti ‘makanan dari kedelai putih yang
digiling halus-halus, direbus, dan dicetak’, telah
mengalami perluasan makna menjadi ‘mengerti sesudah
melihat (menyaksikan, mengalami, dsb)’. Hal itu
sebagai akibat munculnya anggapan bahwa keduanya memiliki kemiripan atau
kesamaan makna, namun setelah berada dalam berbagai pemakaian yang berbeda ada
kemungkinan membuahkan makna yang berbeda-beda bergantung pada konteks
pemakaian.
2.4 PerluasanMakna Kata “abstrak”
Kata ‘abstrak’
mengalami perluasan makna.
Contoh :
(1) Bahasa yang masih dalam tataran parole itu bersifat
abstrak bukan konkrit karena tidak dapat
dilihat bentuk dan wujudnya.
(2) Dinda sedang menulis abstrak dalam artikel ilmiah
untuk memenuhi tugas akhir semester genap.
Faktor penyebab perluasan makna kata ‘abstrak’ yaitu adanya perbedaan
tanggapan pemakai bahasa. Pada kata ‘abstrak’ awalnya diartikan sebagai antonim
dari konkrit yang berarti tidak memiliki bentuk dan wujud mengalami perluasan
makna menjadi unsur artikel dan jurnal yang mengandung ringkasan isi artikel
dari awal sampai akhir. Hal itu sebagai akibat dari pandangan baru atau teori
baru dalam satu bidang ilmu yang digunakan pemakai bahasa.
Selain itu pergeseran makna kata ‘abstrak’ juga
dipengaruhi karena akibat sifat generik kata. Menurut Aminudin (1985:132)
Kata-kata dalam suatu bentuk kebahasaan maknanya umum dan tidak pernah eksak
dan sering kali bersifat lentur. Akibat kekaburan dan kelenturan itu sering
kali makna kata mengalami perluasan
dari makna awalnya. Jadi kata ‘abstrak’
merupakan kata yang masuk dalam kata yang maknanya umum dan bersifat umum
sehingga dapat mengalami perluasan
makna. Sifat generik kata ‘abstrak’ yang semula berarti tidak berwujud
mengalami pergeseran makna menjadi unsur artikel yang berisi ringkasan materi
dari awal sampai akhir dalam bentuk singkat, padat dan terperinci dengan jelas.Kata ‘abstrak’ yang awalnya memiliki arti antonim dari
konkrit yaitu tidak berwujud, berbentuk dan tidak dapat dihitung, sedangkan saat
ini kata “abstrak” menjadi bagian dari unsur pembuatan artikel dan jurnal yang
berisi rangkuman isi dari awal sampai akhir yang diletakan di awal penulisan
artikel dan jurnal ilmiah dalam bentuk singkat, terperinci, padat dan jelas.
2.5 PerluasanMakna Kata “kacamata”
Kata “kacamata”
mengalami perluasan makna
Contoh:
(1)
Kemarin kakak membeli kacamata
seharga 500 ribu rupiah.
(2)
Menurut kacamata
para ahli pendidikan, minat baca pada siswa SD tahun ini semakin menurun.
Pada
kalimat (1) kata “kacamata” mempunyai makna ‘lensa tipis untuk mata guna
menormalkan dan mempertajam penglihatan (ada yang berangka dan ada yang
tidak)’, sedangkan pada kalimat (2) kata “kacamata” mempunyai makna ‘pandangan
seseorang terhadap suatu hal yang ditinjau dari sudut (segi) tertentu, sudut
pandang’.
Faktor
penyebab pergeseran makna kata “kacamata” pada kalimat (2) merupakan akibat
adanya spesifikasi ataupun spesialisasi. Hal ini karena kata ‘kacamata’ pada
kalimat (1) yang tadinya secara
sederhana mengandung arti ‘lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam
penglihatan (ada yang berangka dan ada yang tidak)’ telah mengalami perluasan
makna menjadi kata “kacamata” mempunyai makna ‘pandangan seseorang terhadap
suatu hal yang ditinjau dari sudut (segi) tertentu, sudut pandang’. Hal itu
sebagai akibat karena kedua kata tersebut ternyata telah mengalami kekhususan
pemakaian. Dalam hal tersebut, selain unsur pinjaman dari bahasa asing dan
mobilitas sosial, terdapatnya berbagai kelompok sosial maupun bidang profesi
juga ikut berperan.
Selain dipengaruhi oleh
akibat adanya spesifikasi ataupun spesialisasi, pergeseran makna “kacamata” juga dipengaruhi oleh faktor
perbedaan dalam bidang pemakaian. Kata “kacamata” yang memiliki makna sederhan
meluas menjadi memiliki makna yang lebih profesional dari pada lainnya ketika
seorang penutur menyebutkan kata “pandangan”.
2.6 PerluasanMakna Kata “bulan”
Kata ‘bulan’
mengalami perluasan makna.
Contoh :
(1)
Anita akan
berkunjung ke rumah nenek sekitar bulan januari.
(2)
Malam ini bulan
bersinar sangat terang.
Dari contoh kalimat (1) menandakan bulan berarti nama-nama bulan yang ada
dalam kalender yang kemudian mengalami perluasan makna akibat adanya unsur
kesejarahan yang memungkinkan adanya perkembangan konsep ilmu pengetahuan dari
perjalanan generasi ke generasi berikutnya. Pada contoh kalimat (2) kata bulan
mengalami perluasan makna yang kedua memilki arti bulan
sebagai benda langit yang mengitari bumi, bersinar pada malam
hari karena pantulan sinar matahari.
Selain itu perluasan makna kata “bulan” juga dipengaruhi faktor perbedaan dalam
bidang pemakaian. Bulan dapat dipakai sebagai lambang nama dalam kalender dan
juga bulan dapat digunakan sebagai salah satu nama benda langit yang mengitari
bumi. Hal ini tidak dapat dipersoalkan karena makna yang muncul telah
disepakati dan sudah diterapakan selama bertahun-tahun.
2.7 PerluasanMakna Kata “tablet”
Kata “tablet” mengalami perluasan
makna.
Contoh:
(1)
Obat adik
berbentuk tablet.
(2)
Kakak
membelikan adik tablet baru di Hi-Tech Mall.
Pada kalimat (1) kata “tablet” mempunyai makna ‘obat dalam bentuk
butiran atau pipih’, sedangkan pada kalimat (2) kata “tablet” mempunyai makna
‘laptop atau komputer portable berbentuk buku yang memiliki layar
sentuh’.Faktor penyebab pergeseran makna
kata ‘tablet’ pada kalimat (2) merupakan akibat adanya perkembangan ilmu
dan teknologi. Hal ini karena kata ‘tablet’ pada kalimat (1) yang tadinya secara sederhana mengandung arti
obat dalam bidang kesehatan telah mengalami perluasan makna menjadi barang
elektronik yang berbentuk buku. Hal itu sebagai akibat dari pandangan baru atau
teori baru dalam satu bidang ilmu atau sebagai akibat dalam perkembangan
teknologi saat ini.
Selain
dipengaruhi oleh faktor ilmu dan teknologi, perluasan
makna “tablet” juga dipengaruhi oleh faktor perbedaan dalam bidang
pemakaian. Kata “tablet”
yang berasal dari bidang kesehatan dapat juga dipakai dalam bidang lain atau
menjadi kosa kata umum, sehingga kata “tablet”
memiliki makna yang baru atau makna lain
disamping makna aslinya.
3.
Kesimpulan
Dari beberapa kata yang mengalami perluasan makna, dapat diambil kesimpulan bahwa meluasnya
makna karena adanya faktor-faktor dari perkembangan teknologi, dan perbedaan
tanggapan pemakaian bahasa, akibat unsur kesejarahan dan faktor emotif mengenai metafora dan sinaestetis. Berberapa kata yang mengalami perluasan makna
diantaranya, kata ‘tablet, ‘abstrak’, putih’, ’tahu’, ’tanggal’, ‘bulan,
‘kacamata’. Dalam hal ini, meluasnya makna menjadi salah satu bahasan yang
muncul akibat adanya pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan yang membuat
pemakai bahasa memunculkan kata-kata baru yang akhirnya mengalami perluasan
makna.
DAFTAR RUJUKAN
Aminuddin. 2011. Semantik:
PengantarStuditentangMakna. Bandung: SinarBaruAlgensindo
Pateda, M. 2001. SemantikLeksikal. Flores:
Nusa Indah
Terima kasih atas infonya.. bisa membantu dalam mnganalisis, jngan lupa kunjungi blogku juga ya.. :) slam kenal sahabat Ai.i
BalasHapus