METAFORA be a great blog
a. Kata “tahu”
mengalami perluasan makna.
Contoh:
1) Ibu memasak tahu goreng bumbu
kecap untuk bekal sekolah kakak.
2) Ayah sudah tahu jika kakak akan
pulang terlambat karena ada jam tambahan di sekolah.
Pada kalimat (1) kata “tahu” mempunyai makna makanan dari kedelai
putih yang digiling halus-halus, direbus, dan dicetak, sedangkan pada kalimat
(2) kata “tahu” mempunyai makna mengerti sesudah melihat (menyaksikan,
mengalami, dsb).
Faktor penyebab terjadinya
pergeseran makna pada kata ‘tahu’ pada kalimat (2) merupakan akibat ciri dasar
yang dimiliki oleh unsur internal bahasa. Hal ini karena kata ‘tahu’ pada
kalimat (1) yang tadinya secara
sederhana mengandung arti ‘makanan
dari kedelai putih yang digiling halus-halus, direbus, dan dicetak’, telah
mengalami perluasan makna menjadi ‘mengerti sesudah melihat
(menyaksikan, mengalami, dsb)’. Hal itu sebagai akibat munculnya anggapan bahwa keduanya
memiliki kemiripan atau kesamaan makna, namun setelah berada dalam berbagai
pemakaian yang berbeda ada kemungkinan membuahkan makna yang berbeda-beda
bergantung pada konteks pemakaian.
b. Kata “kacamata” mengalami perluasan makna
Contoh:
1)
Kemarin
kakak membeli kacamata seharga 500 ribu rupiah.
2)
Menurut kacamata
para ahli pendidikan, minat baca pada siswa SD tahun ini semakin menurun.
Pada kalimat (1) kata “kacamata” mempunyai makna ‘lensa tipis untuk
mata guna menormalkan dan mempertajam penglihatan (ada yang berangka dan ada yang
tidak)’, sedangkan pada kalimat (2) kata “kacamata” mempunyai makna ‘pandangan
seseorang terhadap suatu hal yang ditinjau dari sudut (segi) tertentu, sudut
pandang’.
Faktor penyebab pergeseran makna
kata ‘kacamata’ pada kalimat (2) merupakan akibat adanya spesifikasi
ataupun spesialisasi. Hal ini karena kata ‘kacamata’ pada kalimat (1) yang tadinya secara sederhana mengandung arti
‘lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam penglihatan (ada yang
berangka dan ada yang tidak)’ telah mengalami perluasan makna menjadi kata
“kacamata” mempunyai makna ‘pandangan seseorang terhadap suatu hal yang
ditinjau dari sudut (segi) tertentu, sudut pandang’. Hal itu sebagai akibat
karena kedua kata tersebut ternyata telah mengalami kekhususan pemakaian. Dalam
hal tersebut, selain unsur pinjaman dari bahasa asing dan mobilitas sosial,
terdapatnya berbagai kelompok sosial maupun bidang profesi juga ikut berperan.
Selain
dipengaruhi oleh akibat adanya spesifikasi ataupun spesialisasi, pergeseran
makna ‘kacamata’ juga dipengaruhi oleh faktor perbedaan dalam bidang
pemakaian. Kata ‘kacamata’ yang memiliki
makna sederhan meluas menjadi memiliki makna yang lebih profesional dari pada
lainnya ketika seorang penutur menyebutkan kata ‘pandangan’.
a.
C C Kata “tablet” mengalami
perluasan makna
Contoh:
1)
Obat adik berbentuk tablet.
2)
Kakak membelikan adik tablet
baru di Hi-Tech Mall.
Pada kalimat
(1) kata “tablet” mempunyai makna ‘obat dalam bentuk butiran atau pipih’,
sedangkan pada kalimat (2) kata “tablet” mempunyai makna ‘laptop atau komputer
portable berbentuk buku yang memiliki layar sentuh’.
Faktor penyebab pergeseran makna kata ‘tablet’ pada kalimat (2) merupakan
akibat adanya perkembangan ilmu dan teknologi. Hal ini karena kata ‘tablet’
pada kalimat (1) yang tadinya secara
sederhana mengandung arti obat dalam bidang kesehatan telah mengalami perluasan
makna menjadi barang elektronik yang berbentuk buku. Hal itu sebagai akibat
dari pandangan baru atau teori baru dalam satu bidang ilmu atau sebagai akibat
dalam perkembangan teknologi saat ini.
Selain dipengaruhi oleh faktor ilmu dan
teknologi, pergeseran makna ‘tablet’ juga dipengaruhi oleh faktor perbedaan
dalam bidang pemakaian. Kata ‘tablet’
yang berasal dari bidang kesehatan dapat juga dipakai dalam bidang lain atau
menjadi kosa kata umum, sehingga kata ‘tablet’ memiliki makna yang baru atau makna lain disamping makna aslinya.
Komentar
Posting Komentar