Langsung ke konten utama

TEORI SEMINAR DAN LOKAKARYA (SEMLOK)

METAFORA be a great blog

PANDUAN WICARA KELOMPOK 05


SEMINAR DAN LOKAKARYA

            Di dalam materi wicara kelompok 005  ini berisikan teori tentang seminar dan lokakarya yang meliputi penertian seminar dan lokakarya (semlok), pengertian penataran dan lokakarya (penlok), ciri-ciri lokakarya, tahap-tahap pelaksanaan semlok, dan susunan tempat duduk dalam seminar dan lokakarya. 

TUJUAN PEMBELAJARAN
            Setelah mengikuti sajian tentang pokok bahasan seminar dan lokakarya ini diharapkan mahasiswa dapat: (1) men-jelaskan langkah-langkah pelaksanaan sebuah semlok (seminar dan lokakarya) lengkap dengan posisi tempat duduknya; dan (2) memerankan sesuai dengan perannya masing-masing dalam sebuah  simulasi semlok.

KATA KUNCI: semlok, penlok, workshop, pemakalah, moderator, notulis, ketua kelompok, anggota kelompok, pembimbing, panitia pengarah.

BAHAN AJAR
            Suatu seminar tidak selamanya berbentuk seminar murni. Kadang-kadang suatu seminar dapat dilanjutkan dengan suatu lokakarya (workshop). Gabungan anatara seminar dengan lokakarya ini lazim disebut semlok (seminar dan lokakarya). Hal ini terjadi, jika setelah selesai kegiatan seminar para peserta membagi diri dalam kelompok-kelompok kerja  (pokja) untuk belajar bersama-sama, bertukar pikiran, dan akhirnya menghasilkan suatu karya nyata. Karya nyata ter-sebut dapat berupa program pengajaran, proposal penelitian, buku ajar, kerajinan tangan, dan sebagainya untuk kepentingan bersama. Untuk kepentingan peningkatan ilmu biasanya lembaga pemerintah atau swasta sering melakujkan kegiatan semacam ini, yang sering disebut dengan penlok (penataran dan lokakarya). Di dalam hal ini para peserta dikuliahi, diceramahi, atau ditatar lebih dahulu; kemudian dilanjutkan dengan lokakarya. Perbedaan antara semlok dengan penlok ini biasanya hanya didasarkan atas kualitas nara sumber sebagai pembimbing kelompok kerja. Di dalam seminar kedudukan anggota kelompok kerja tidak terlalu jauh berbeda, artinya tidak ada seorang yang menggurui kepada para peserta semlok. Akan tetapi, di dalam penlok biasanya peserta penlok selalu diawasi ketat atau dibimbing oleh orang yang lebih ahli. Di dalam semlok tak ada istilah penatar dan petatar, tetapi yang ada adalah istilah pemakalah dan peserta semlok. Adapun di dalam penlok selalu ada perbedaan status antara penatar (yang menatar) dengan petatar (yang ditatar).
            Sebelum uraian lebih lanjut tentang semlok, perlu dikaji dulu mengenai pengertian lokakarya (workshop) lebih dahulu. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta disebutkan bahwa lokakarya merupakan pertemuan antar para pakar untuk membahas suatau masalah di bidang keahliannya. Di dalam hal ini lokakarya identik dengan sanggar kerja. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (terbitan Pusat Bahasa) dikatakan bahwa lokakarya merupakan pertemuan yang dihadiri sekelompok orang untuk mengadakan penelitian, pembahasan dan pertukarpikiran mengenai suatu bidang tertrentu. Di dalam kamus itu disebutkan pula bahwa lokakarya merupakan suatu situasi dimana terdapat orang bekerja dan belajar secara bersama-sama dan dengan tanggung jawab bersama. Adapun di dalam Webster's Third New International Dictionary dijelaskan bahwa lokakarya merupakan berbagai kegiatan perwakilan yang digelar di suatu tempat dimana para pekerja tangan di bawah pengawas-an pekerja-pekerja yang terpercaya (ahli) bekerja dengan cara saling menukar pekerjaan, saling membetulkan, atau kegiatan lain yang sejenis dengan itu ( a workshop has by various acts of Parliament been declared to be any place in which collective manual labour, under employer having right of access to control over the place, is done by way of trade or in making, repairing, or the like).
           
            Dari pengertian lokakarya yang tertuang dalam kamus-kamus tersebut dapat disimpulkan bahwa lokakarya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) lokakarya biasanya dihadiri oleh para perwakilan, misalnya perwakilan dari karang taruna, perwakilan dari ibu-ibu PKK, perwakilan dari para guru bidang studi, dan sebagainya;
(2) lokakarya biasanya digunakan untuk pelatihan pekerja-pekerja tangan (manual), misalnya latihan ketrampilan mengajar, latihan kerajinan (industri kecil), latihan menyusun buku ajar, latihan menyusun program pengajaran, dan sebagainya;
(3) lokakarya merupakan kegiatan latihan belajar dan bekerja bersama dan dengan tanggung jawab bersama pula, misalnya: belajar dan bekerja bersama-sama dalam menyusun modul, belajar bekerja bersama-sama dalam menyusun buku paket, belajar dan bekerja bersama-sama dalam menyusun satuan pelajaran, dan sebagainya;
(4) para peserta lokakarya biasanya dibimbing oleh para ahli atau orang yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing, misalnya: lokakarya kurikulum dibimbing oleh ahli kurikulum, lokakarya resep masakan dibimbing oleh ahli resep masakan, lokakarya perbengkelan dibimbing oleh ahli perbengkelan, dan sebagainya; dan
(5) kerja sama antar anggota lokakarya biasanya berupa tukar-menukar pikiran, tukar-menukar pekerjaan, dan kegiatan saling membetulkan pekerjaan teman, misalnya contoh-mencontoh dalam resep masakan, contoh-mencontoh dalam membuat anyam-anyaman, bantu-membantu dalam menyusun persiapan mengajar, dan sebagainya;

            Semlok (seminar-lokakarya) merupakan gabungan antara kegiatan seminar dengan lokakarya. Oleh sebab itu, tahap-tahap  pelaksanaannya tersusun sebagai berikut ini.
(1) Mula-mula dilakukan kegiatan seminar, mulai dari pe-nyampaian makalah, diskusi antara penyanggah dengan pemakalah, sampai dengan pembacaan kesimpulan sementara. Adapun denah tempat duduk  seperti berikut:



                                                  P   P   M   S   P   P


           AAAAAAAAAAAAAAAAAAA  AAAAAAAAAAAAAAAAAAA
           AAAAAAAAAAAAAAAAAAA  AAAAAAAAAAAAAAAAAAA
           AAAAAAAAAAAAAAAAAAA  AAAAAAAAAAAAAAAAAAA
           AAAAAAAAAAAAAAAAAAA  AAAAAAAAAAAAAAAAAAA
           AAAAAAAAAAAAAAAAAAA  AAAAAAAAAAAAAAAAAAA
           AAAAAAAAAAAAAAAAAAA  AAAAAAAAAAAAAAAAAAA



dimana:
        P = Pemakalah (Pembimbing, Ahli);
        M = Moderator (Panitia Pengarah);
        S = Sekretaris (Panitia Pengarah); dan
        A = Audience (Peserta Semlok).

(2) Setelah seminar selesai, panitia pengarah (mungkin lewat moderator atau panitia pengarah lain) menugaskan kepada peserta semlok untuk melakukan lokakarya (workshop). Di dalam hal ini peserta semlok dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk belajar dan bekerja secara bersama-sama menggarap suatu penelitian, program kerja, kerajinan tangan, buku ajar, atau pekerjaan yang semacam itu. Di dalam menggarap bidang pekerjaan tersebut, para peserta semlok dibimbing oleh para pembimbing (ahli) yang telah ditetapkan oleh panitia pengarah. Adapun posisi tempat duduk dalam lokakarya (workshop) ini sebagai berikut:

    A A A A A A                    A A A A A A                    A A A A A A
    A                 A                   A                  A                   A                 A
    A                 A                   A                  A                   A                 A
    K                 A  P              K                  A  P              K                  A   P
    N                 A                  N                   A                   N                 A
    A                 A                  A                   A                   A                 A
    A                 A                  A                   A                   A                 A
    A A A A A A                    A A A A A A                     A A A A A A


dimana:
       A = Anggota Kelompok;
       K = Ketua Kelompok;
       N = Notulis (Sekretaris Kelompok); dan
       P = Pembimbing.

(3) Setelah kegiatan lokakarya atau workshop (belajar dan bekerja bersama-sama) selesai, lalu dilanjutkan dengan sidang paripurna. Di dalam sidang paripurna ini para ketua kelompok menyajikan hasil kerja kelompoknya masing-masing, lalu kelompok lain bertanya atau me-nyanggahnya. Di dalam menjawab pertanyaan atas sanggahan-sanggahan tidak harus dilakukan oleh ketua kelompok, tetapi para anggota kelompok turut menjawab atau mempertanggungjawabkannya. Akhir dari kegiatan diskusi paripurna itu adalah adanya balikan dari para pembim-bing atau para ahli yang mengikuti jalannya lokakarya tersebut. Adapun posisi tempat duduk dalam sidang paripurna ini sebagai berikut:


                                                  K     K     K

         P
         P
         P
         S
         M
         
             NAAAAAAAAAAAAAAAA  NAAAAAAAAAAAAAAAA
             AAAAAAAAAAAAAAAAA  AAAAAAAAAAAAAAAAA
             AAAAAAAAAAAAAAAAA  AAAAAAAAAAAAAAAAA
             AAAAAAAAAAAAAAAAA  AAAAAAAAAAAAAAAAA
             NAAAAAAAAAAAAAAAA  AAAAAAAAAAAAAAAAA
             AAAAAAAAAAAAAAAAA  AAAAAAAAAAAAAAAAA

Dimana:

        P = Pembimbing ;
        S = Sekretaris (Panitia Pengarah);
        M = Moderator (Panitia Pengarah);
        K = Ketua Kelompok;
        N = Notulis (Sekretaris Kelompok); dan
        A = Anggota Kelompok.


            Semlok dapat dilakukaan di tingkat local (misalnya: Kabupaten Malang atau Kodya Malang), tingkat regional (misalnya tingkat Propinsi  Jawa Timur), tingkat  nasional (misalnya dilakukan di Jakarta dan diselenggarakan oleh pemerintah pusat), ataupun tingkat internasioanal (misalnya mengikuti berbagai pelatihan  di luar negeri).

                     




            Setelah seminar biasanya dilanjutkan sesi tanaya jawan oleh peserta semlok. Begitu pula setelah kerja kelompok dan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pelatihannya, maka diadakan pula sesi Tanya jawab pula.


                       





C. LATIHAN

(1) Coba Anda terangkan (lengkap dengan denah) tentang langkah-langkah pelaksanaan sebuah semlok!

(2) Coba Anda perankan sesuai dengan perannya masing-masing dalam sebuah  simulasi semlok dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
    a. tiga orang mahasiswa sebagai pemakalah /pembimbing;
    b. tiga orang mahasiswa sebagai ketua kelompok;
    c. tiga orang mahasiswa sebagai notulis;
    d. seorang mahasiswa sebagai moderator (pengarah);
    e. seorang mahasiswa sebagai sekretaris (pengarah);dan
    f. para mahasiswa lain sebagai anggota kelompok. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Puisi “Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa”

METAFORA be a great blog 1. Analisis Puisi “Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa” Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa Oleh: Taufik Ismail Jika adalah yang harus kaulakukan Ialah menyampaikan kebenaran Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan Ialah yang bernama keyakinan Jika adalah yang harus kau tumbangkan Ialah segala pohon-pohon kezaliman Jika adalah orang yang harus kauagungkan Ialah hanya Rasul Tuhan Jika adalah kesempatan memilih mati Ialah syahid di jalan Ilahi April, 1965 Hasil analisis:             Ketika seseorang anak mulai menginjak usia kedewasaan, tentunya ia memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap dirinya dan keluarganya. Ketika anak mulai beranjak dewasa, saat ia mampu bekerja sendiri mencari uang untuk memenuhi kebutuhannya, tanggung jawab orang tua kepada anaknya itu perlahan akan bebalik menjadi tanggung jawab seorang anak untuk orang tuannya. Oleh karena itu, pada puisi “ Nase

MACAM GAMES UNTUK ICE BREAKING

METAFORA be a great blog PANDUAN  WICARA KELOMPOK 09 PERMAINAN (GAMES) Di dalam materi wicara kelompok 09 ini berisikan teori tenang games yang meliputi Unjuk Kebolehan  ( Yel-Yel ), Akting Beregu ( Team Acting ), Sebut Nama Panggilan ( Say The Nickname ), Perang  Fantastik  ( Fantastic War ), Apa Selanjutnya? (What’s Next?); Mari Kita Bercerita! ( Let’s Tell A Story !), Resep Gotong Royong ( What’s in The Soup? ), Ceritakan Gambar  ( Telling The Picture), Bisik Berantai ( The Grape Vive ), Kontes Ucapan ( Pronounciation Contest ), Dua Puluh Pertanyaan ( Twenty Question ), Teka-Teki ( Guessing ), dan Tebak Gerak-Gerik ( Guess The Gestures ) TUJUAN PEMBELAJARAN             Setelah menerima sajian tentang pokok bahasan wawancara ini diharapkan mahasiswa dapat: (2) menunjujkkan contoh-contoh permainan (games) dalam kegiatan wicara kelompok; dan (1) melakukan simulasi permainan (games) dalam kegiatan wicara kelompok sesuai denganj aturan main yang telah ditentukan. K

KRITIK SASTRA CERPEN ANAK KEBANGGAN

Nama          : Enif Nurul Khoirubianti NIM/OFF   : 110211413115/BB WUJUD KECINTAAN SEORANG AYAH YANG DISALAH GUNAKAN OLEH ANAK YANG DIBANGGAKANNYA Judul Cerpen             : Anak Kebanggaan Halaman                       : 15-26 Penulis                         : A.A. Navis Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit            : Cetakan ke-16, 2010 1. Sinopsis cerpen “Anak Kebanggan” karya A. A. Navis             Ompi adalah seorang duda yang ditinggal mati oleh istrinnya, selain itu Ompi juga seorang yang kaya raya. Setelah kepergian istrinnya, Ompi hanya tinggal dengan anak semata wayangnnya yaitu, Indra Budiman. Ompi berangan-angan anaknya menjadi seorang dokter. Akhirnnya, Indra Budiman pergi ke Jakarta untuk melanjutkan studi SMA disana. Semenjak itu, Ompi yakin anaknya akan menjad