Langsung ke konten utama

TEORI SEMINAR

METAFORA be a great blog

PANDUAN WICARA KELOMPOK 02



SEMINAR


            Di dalam materi wicara kelompok 02  ini berisikan penegrtian seminar, tujuan seminar, ciri-ciri seminar, pembagian peran daalam seminar, dan susuna tempat duduk dalam seminar.


TUJUAN PEMBELAJARAN
            Setelah mengikuti sajian tentang pokok bahasan seminar ini diharapkan mahasiswa: (1) dapat menjelaskan tujuan diadakannya seminar; dan (2) dapat memerankan sesuai dengan perannya masing-masing dalam sebuah seminar di kam-pus.

KATA KUNCI: seminar, moderator, referator, makalah, forum,  audien.


BAHAN AJAR
            Istilah seminar berasal dari bahasa Yunani "seminar", yang diturunkan dari bahasa Latin "seminarium". Menurut Webster's Dictionary of Unabridged (1979), seminar didefinisikan sebagai suatu kelompok mahasiswa yang dibimbing mengerjakan penelitian atau pembelajaran lanjut (a group of supervised students doing research or advanced study). Selaras dengan itu, Oxford Anvanced Dictionary (1974) men-definisikan bahwa seminar nmerupakan suatu kuliah umum dalam suatu pembelajaran di universitas dalam bentuk peng-kajian permasalahan dan kegiatan diskusi dengan seorang tutor atau seorang profesor (class of students in a university studying a problem and meeting for discussion with a tutor or profesor).  Adapun menurut Stephen N. Judy (1981) dalam bukunya yang berjudul "Exploration in Teaching of English" seminar didefinisikan sebagai suatu jenis kelompok studi tingkat lanjut, misalnya kelompok studi oleh para mahasiswa  calon doctor atau mahasiswa S3 (seminar may conjure up images of study gethering of Ph.D candidates).
            Dalam perkembangannya dewasa ini, istilah seminar berarti salah satu bentuk diskusi yang di dalamnya terdapat peran-peran sebagai referator (pemakalah), moderator (pemandu), penyanggah utama, sekretaris, dan audience atau partisipan. Adapun di dalam proses perkuliahan seminar dapat ditafsirkan sebagai suatu jenis proses pembelajaran dengan dipandu oleh seorang dosen untuk membahas proposal penelitian, temuan-temuan  ilmiah, atau isu-isu ilmu pengetahuan  secara bersama-sama  dalam bentuk forum diskusi. Dalam hal ini, tujuan seminar adalah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengamati, menganalisis, dan menemukan alternasi-alternasi pemecahan masalah secara kreatif, demokratis, dan ilmiah tentang suatu pokok permasalahan suatu bidang studi. Akan tetapi, kegiatan seminar dalam pengertian umum dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan seminar tersebut antara lain sebagai berikut:
1. untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengamati  persoalan ilmiah;
2. untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam menghanalisis suatu masalah ilmiah;
3. untuk  meningkatkan kemampuan seseorang dalam mencari alternasi-alternasi pemecahan masalah;
4. untuk lebih memantapkan wawasan seseorang terhadap per-masalahan ilmiah atau isu-isu ilmiah.
5. untuk melatih seseorang dalam mengemukakan pendapat secara sistematis dan logis;
6. untuk lebih meningkatkan wawasan dan penguasaan seseorang terhadap tatacara seminar sebagai suatu kegiatan ilmiah;
7. untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengelola suatu kegiatan ilmiah untuk menunjang ketrampilan mengorganisasikan gagasan; dan
8. untuk meningkatkan kualitas  sikap dan prilaku seseorang  dalam berdialog antar sesama.




            Seminar sebagai salah satu bentuk diskusi ilmiah memiliki ciri khusus. Ciri-ciri seminar tesebut adalah sebagai berikut.


Kegiatan Seminar Berangkal pada Makalah (Referat)
            Sebelum dilakukan kegiatan diskusi dalam seminar, mula-mula didahului dengan  penyajian makalah oleh para penyaji makalah (pemakalah), referator, atau pemrasaran. Makalah tersebut biasanya terdiri atas 4 s.d. 10 halaman kertas kuarto, dan diketik dengan jarak 1,5 spasi. Isi makalah tersebut dapat berupa hasil penelitian atau konsepsi tentang kajian dari suatu disipin ilmu. Temuan-temuan atau konsepsi-konsepsi dalam makalah tersebut harus dibacakan di dalam kegiatan seminar selama kurang lebih lima menit sebelum diskusi dimulai oleh para pemakalah dan harus dipertahankannya dalam forum seminar.  Dengan demikian, isi makalah tersebut merupakan bahan perdebatan antara pemakalah dengan para penyanggah utama ataupun penyanggah umum dalam suatu forum seminar.



Isi Makalah Berpangkal dari Isu Ilmiah
            Oleh karena seminar merupakan salah satu bentuk diskusi ilmiah, maka topik-topik atau tema-tema dalam seminar harus diangkat dari isu-isu ilmiah atau temuan-temuan ilmiah yang aktual. Hal disebabkan bahwa isu ilmiah atau temuan ilmiah yang akual merupakan bahan yang menarik untuk didiskusikan. Akan tetapi, jika tema-tema ataupun topik-topik diskusi diambil dari bahan-bahan diskusi yang sudah usang atau "out to date", maka kegiatan diskusi dalam seminar akan kurang menggairahkan. Selain itu, isu-isu tentang pembaharuan teori, pembaharuan pendekatan, ataupun pembaharuan metode dan aksioma juga menarik untuk diangkat sebagai topik diskusi. Masalah pembaharuan kuri-kulum pendidikan (dari kurikulum 1984 menjadi kurikulum 1994), misalnya, merupakan hal yang menarik untuk diseminarkan oleh para guru. Hal ini disebabkan bahwa setiap guru pasti ingin memperoleh informasi tentang pembaharuan tersebut untuk menambah wawasan tentang pendekatan, meto- de, dan teknik mengajar sesuai dengan tuntutan kurikulum 1994. Dalam hal ini isu ilmiah yang ingin didengarkan oleh seorang guru berkaitan tentang penerapan pendekatan komunikatif dan pendekatan integratif di dalam pembelajaran di SD, SMP, maupun SMU.

Penyanggah Utama Memperoleh Prioritas untuk Merespon
            Setelah para pemakalah atau referator menyampaikan makalahnya, kesempatan pertama dan utama ditujukan kepada para penyanggah utama untuk merespon isi makalah tersebut. Adapun penyanggah umum atau para audience dipersilahkan merespon kemudian. Oleh karena penyanggah utama merupakan orang-orang yang memperoleh prioritas, maka para penyanggah utama harus dipilihkan dari orang-orang yang ahli atau orang-orang yang banyak berkecimpung dalam bidang yang diangkat sebagai topik seminar. Di dalam dunia pendidikan, misalnya, kita dapat memilih para pakar pendidikan, para pejabat depdikbud, atau para guru berpengalaman untuk di-perankan menjadi penyanggah utama dalam seminar. Jika waktu yang tersedia dalam seminar cukup, biasanya penyanggah utama mendapat kesempatan merespon 50% atau separuh dari waktu yang tersedia; sedangkan penjanggah umum mendapat kesempatan merespon 50%  atau separuh dari sisa waktu yang tersedia. Akan tetapi, jika waktu yang digunakan dalam seminar terbatas, maka perbandingan waktu merespon antara penyanggah utama dengan penyanggah umum adalah 75% untuk penyanggah utama dan 25% untuk penyanggah umum.

Pelaksanaan Seminar Cenderung Berbentuk Forum
            Pelaksanaan seminar cenderung berbentuk forum. Hal ini disebabkan bahwa di dalam seminar selalu melibatkan audience (penyanggah umum) untuk turut merespon  isi maka-lah yang disampaikan oleh para pemakalah. Kalau waktu yang tersedia terbatas, biasanya para penyanggah umum (audience) mendapat kesempatan merespos kepada para pemakalah sebannyak satu termin (kira-kira lima orang penanya).  Akan tetapi, jika waktu yang tersedia cukup, maka para penyanggah umum mendapat kesempatan untuk merespon kepada para pemakalah sampai dua termin atau bahkan tiga termin (kira-kira 10 s.d. 15 orang penanya).
            Adapun posisi tempat duduk atau denah yang sering digunakan dalam seminar yang berbentuk forum ini tertata sebagai berikut:



                        
                         S  M


                   R                 P
                R                       P
             R                             P
           R                                  P

       AAAAAAAAAAAAAAAAAAA   AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
       AAAAAAAAAAAAAAAAAAA   AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
       AAAAAAAAAAAAAAAAAAA   AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
       AAAAAAAAAAAAAAAAAAA   AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
       AAAAAAAAAAAAAAAAAAA   AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
       AAAAAAAAAAAAAAAAAAA   AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
       AAAAAAAAAAAAAAAAAAA   AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
      
dimana:
        S = Sekretaris;
        M = Moderator;
        R = Referator (pemakalah);
        P = Penyanggah Utama; dan
        A = Audience (penyanggah umum)     


            Selain diajarkan di sekolah (SMA dan SMP), seminar sering pula dilaksanakan daalam perkuliahan di kampus, kegiatan-kekiatan organisasi politik, organisasi masa, rapat dagang, dan sebagainya untuk saling memberi dan menerima informasi dalam rangka meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta seminar selalu mengikuti perkembangan IPTEK dan tidak ketinggalan jaman.        

           
                           
   
            Dewasa ini seminar dapat dilakukan dengan menggunakan alat Bantu pandang dengar berupa computer/laptop dan dipresentasikan dalam LCD, sehingga informasi yang disajikan dalam seminart  lebih jelas dan lebih menarik


                 
                                            (dipresentasikan lewat LCD)



            Di dalam penulisan skripsi, tesis, disertasi, dan kegiatan penelitian di kampus sering didahului dengan proposal penelitian. Hal ini dilakukan agar penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti atau mahasiswa akan lebih akurat dan dapat diandalkan.


                       


LATIHAN
1. Apakah tujuan diselenggarakannya seminar? Jelaskan dengan contoh-contoh sesuai dengan disiplin ilmu Anda (Bahasa dan Sastra Indonesia, termasuk pengajarannya)!

2. Coba Anda lakukan suatu seminar di kampus dengan rambu-rambu sebagai berikut:
   a. topik : "pendekatan komunikatif dalam pembelajaran      
      Bahasa Indonesia;
   b. seorang mahasiswa bertindak sebagai moderator;
   c. seorang mahasiswa bertindak sebagai sekretaris;
   d. empat orang mahasiswa bertindak sebagai referator;
   e. empat orang mahasiswa bertindak sebagai penyanggah 
      utama; dan
   f. beberapa mahasiswa bertindak sebagai audience atau
      penyanggah umum.
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Puisi “Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa”

METAFORA be a great blog 1. Analisis Puisi “Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa” Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa Oleh: Taufik Ismail Jika adalah yang harus kaulakukan Ialah menyampaikan kebenaran Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan Ialah yang bernama keyakinan Jika adalah yang harus kau tumbangkan Ialah segala pohon-pohon kezaliman Jika adalah orang yang harus kauagungkan Ialah hanya Rasul Tuhan Jika adalah kesempatan memilih mati Ialah syahid di jalan Ilahi April, 1965 Hasil analisis:             Ketika seseorang anak mulai menginjak usia kedewasaan, tentunya ia memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap dirinya dan keluarganya. Ketika anak mulai beranjak dewasa, saat ia mampu bekerja sendiri mencari uang untuk memenuhi kebutuhannya, tanggung jawab orang tua kepada anaknya itu perlahan akan bebalik menjadi tanggung jawab seorang anak untuk orang tuannya. Oleh karena itu, pada puisi “ Nase

MACAM GAMES UNTUK ICE BREAKING

METAFORA be a great blog PANDUAN  WICARA KELOMPOK 09 PERMAINAN (GAMES) Di dalam materi wicara kelompok 09 ini berisikan teori tenang games yang meliputi Unjuk Kebolehan  ( Yel-Yel ), Akting Beregu ( Team Acting ), Sebut Nama Panggilan ( Say The Nickname ), Perang  Fantastik  ( Fantastic War ), Apa Selanjutnya? (What’s Next?); Mari Kita Bercerita! ( Let’s Tell A Story !), Resep Gotong Royong ( What’s in The Soup? ), Ceritakan Gambar  ( Telling The Picture), Bisik Berantai ( The Grape Vive ), Kontes Ucapan ( Pronounciation Contest ), Dua Puluh Pertanyaan ( Twenty Question ), Teka-Teki ( Guessing ), dan Tebak Gerak-Gerik ( Guess The Gestures ) TUJUAN PEMBELAJARAN             Setelah menerima sajian tentang pokok bahasan wawancara ini diharapkan mahasiswa dapat: (2) menunjujkkan contoh-contoh permainan (games) dalam kegiatan wicara kelompok; dan (1) melakukan simulasi permainan (games) dalam kegiatan wicara kelompok sesuai denganj aturan main yang telah ditentukan. K

KRITIK SASTRA CERPEN ANAK KEBANGGAN

Nama          : Enif Nurul Khoirubianti NIM/OFF   : 110211413115/BB WUJUD KECINTAAN SEORANG AYAH YANG DISALAH GUNAKAN OLEH ANAK YANG DIBANGGAKANNYA Judul Cerpen             : Anak Kebanggaan Halaman                       : 15-26 Penulis                         : A.A. Navis Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit            : Cetakan ke-16, 2010 1. Sinopsis cerpen “Anak Kebanggan” karya A. A. Navis             Ompi adalah seorang duda yang ditinggal mati oleh istrinnya, selain itu Ompi juga seorang yang kaya raya. Setelah kepergian istrinnya, Ompi hanya tinggal dengan anak semata wayangnnya yaitu, Indra Budiman. Ompi berangan-angan anaknya menjadi seorang dokter. Akhirnnya, Indra Budiman pergi ke Jakarta untuk melanjutkan studi SMA disana. Semenjak itu, Ompi yakin anaknya akan menjad