Langsung ke konten utama

TEORI WAWANCARA

METAFORA be a great blog

            PANDUAN  WICARA KELOMPOK 08



 WAWANCARA

            Di dalam materi wicara kelompok 08 ini berisikan teori wawancara yang meliputi pengertian wawancara, pembagian peran dalam wawancara, persamaan dan perbedaan antara wawancara dengan dialog, macam-macam pertanyaan dalam wawancara, dan model-model wawancara.

TUJUAN PEMBELAJARAN
            Setelah menerima sajian tentang pokok bahasan wawancara ini diharapkan mahasiswa dapat: (1) memberikan contoh empat macam pertanyaan yang biasa digunakan dalam mewawancarai seorang informan; (2) dapat memerankan sesuai dengan perannya masing-masing dalam pelaksanaan simulasi wawancara di kelas.

KATA KUNCI: wawancara, informan, pewawancara, pertanyaan, model wawancara, wawankata.

BAHAN AJAR
            Pada hakekatnya wawancara merupakan suatu bentuk pertukaran pandangan ; suatu pertemuan tatap muka ; wawancara  biasanya berupa suatu pertemuan resmi untuk berkonsultasi, suatu konferensi; misalnya wawancara dengan presiden (interview is a mutual sight or view; a meeting face to face; usually, a formal meeting for consultation; a converence; as, an interview with President) (Webster New International Dictionary, Second Edittion).
            Dalam perkembangannya lebih lanjut wawancara sering diartikan sebagai sebuah pertemuan dalam bentuk jumpa pers; dan biasanya orang yang diwawancarai dipancing dengan berbagai macam pertanyaan, sehingga para nara sumber atau informan dapat mencarikan jalan keluar menurut pandangannya. Informasi dari nara sumber tersebut nantinya digunakan sebagai bahan berita atau publikasi (baik dalam media cetak maupun dalam media elektronik)


            Di dalam sebuah wawancara selalu diperankan oleh dua pihak, yaitu (1) pihak pertama adalah seseorang atau beberapa orang yang mewawancarai; dan (2) pihak kedua adalah seseorang atau beberapa orang yang diwawancarai. Pihak pertama biasanya diperankan oleh para wartawan, reporter, atau komentator, jika difungsikan sebagai bahan berita atau bahan publikasi. Akan tetapi, pihak pertama tersebut dapat diperankan juga oleh seorang peneliti  atau tim peneliti, jika difungsikan sebagai pengambilan data dalam suatu survey atau research. Pihak pertama merupakan pewawancara, sedangkan pihak kedua merupakan nara sumber atau informan. Tugas pewawancara adalah untuk menjaring informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya, jika waktu yang tersedia memadai. Tetapi, jika waktunya terbatas, pewawancara cukup menanyakan kepada nara sumber tentang pokok-pokok masalah yang dianggap relevan untuk ditanyakan. Adapun tugas nara sumber atau informan adalah memberikan jawaban secara jelas dan objektif kepada pewawancara.
            Jika dilihat sepintas lalu, tampaknya kegiatan wawancara (interview) sama dengan kegiatan wawankata (dialog). Akan tetapi, kedua bentuk wicara tersebut sebenarnya ber-beda. Persaamaan antara wawancara dengan dialog adalah sama-sama melakukan kegiatan berbicara dan mendengarkan. Kadang-kadang pewawancara berbicara, kadang-kadang pewawancara mendengarkan. Kadang-kadang nara sumber atau informan mendengarkan, dan kadang-kadang nara sumber atau informan berbicara. Adapun perbedaan kedua bentuk wicara tersebut adalah dalam hal memberi (give) dan menerima (take). Di dalam kegiatan wawancara nara sumber cenderung "give", sedangkan pewawancara cenderung "take". Akan tetapi, di dalam  kegiatan dialog pihak pertama dengan pihak kedua selalu saling "take and give". Pihak pertama dan kedua sama-sama membutuhkan informasi, selalu memberi informasi, selalu menerima informasi. Secara diagramatis perbedaan kedua bentuk wicara tersebut sebagai berikut.









                                                         WAWANCARA:


                           Pihakk Pertama                   Pihak Kedua                                   
                                      take                                   give                                           



                                                            DIALOG:

                           Pihakk Pertama                        Pihak Kedua                                   
                             Take and give                           Take and  give            


            Di dalam wawancara seorang pewawancara biasanya lebih agresif daripada nara sumber. Hal ini disebabkan bahwa seorang pewawancara merupakan orang yang membutuhkan in-formasi. Adapun nara sumber adalah orang yang sekedar membantu untuk memberikan informasi. Maka dari itu, di dalam kegiatan wawancara seorang pewawancara hendaknya pandai-pandai menggali informasi dari nara sumber. Berbagai pertanyaan yang biasa diberikan kepada nara sumber biasanya berupa: (1) pertanyaan pendahuluan atau ancang-ancang; (2) pertanyaan pengarahan; (3) pertanyaan menggali; dan (4) pertanyaan penutup. Sebagai contoh tentang keempat jenis pertanyaan itu seperti di bawah ini.

1. Contoh Pertanyaan Pendahuluan:
a. Maaf, bolehlah saya merepotkan Bapak?
b. Maaf, bolehlah saya minta bantuan Anda?
c. Kalau tak keberatan, bisakah Bapak membantu saya?
d. Apakah Anda tak keberatan bila saya mintai bantuan?
e. Bisakah Bapak meluangkan waktu sebentar untuk saya?
f. Bersediakah Bapak memberi informasi kepada saya?
g. Apakah Anda bersedia memberi keterangan kepada saya?
h. Bisakah Bapak sedikit membantu saya?

2. Contoh Pertanyaan Pengarahan:
a. Ngomong-ngomong, bidang studi apakah yang Bapak ajarkan di SMA II ini?
b. Kalau saya boleh tahu, pelajaran apakah yang Anda pegang di SMA II ini?
c. Oh...ya, mengajar apakah  Anda di SMA II ini?
d. Anda memegang mata pelajaran apa, di sini?
e. Semester ini Anda mengajar mata pelajaran apa?
f. Fak apakah yang Bapak ajarkan di SMA II sini?

3. Contoh Pertanyaan Menggali:
a. Kurikulum apakah yang digunakan di SMA II ini? Metode-metode apakah yang digunakan di SMA II ini? Buku-buku pelajaran apakah yang digunakan sebagai bahan ajar di SMA II ini? ... dan seterusnya.
b. Di dalam mengajar, Bapak menggunakan kurikulum tahun berapa? Di dalam mengajar, Bapak menggunakan metode-metode apa saja? Di dalam mengajar, Bapak menggunakan bubu-buku pelajaran apa saja?... dan seterusnya.
c. Di SMA II sini memakai kurikulum tahun berapa? Metode-metode apakah yang sering dipakai di dalam proses belajar-mengajar? Buku paketnya karangan siapa? ... dan sebagainya.

3. Contoh Pertanyaan Penutup
a. Kiranya cukup sekian saja. Terima kasih atas bantuan Bapak. Bolehkah lain kali saya merepotkan Bapak lagi?
b. Terima kasih, mungkin kali ini cukup sampai di sini dulu. Apakah Bapak tidak keberatan jika kami datang lagi ke sini?
c. Sekian dulu, Pak. Terima kasih atas semua keterangan yang diberikan kepada saya. Bisakah Bapak membantu kami, jika kami memerlukan informasi lagi?
d. Mungkin sudah tak ada lagi yang saya tanyakan. Kami atas nama lembaga mengucapkan terima kasih atas segala bantuan Bapak. Bersediakah  Bapak, jika lain kali kami wawancarai lagi?
e. Kiranya pertanyaan saya sudah cukup. Terima kasih atas segala bantuan Bapak. Maukah Bapak membantu kami lagi, jika kami perlukan?.

            Wawancara dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih. Di dalam hal ini pewawancara dapat dilakukan oleh satu orang atau lebih. Begitu pula nara sumber dapat diperankan oleh satu orang atau lebih.  Adapun model-model wawancara tersebut sebagai berikut.

Model 1:      PW                         NS



                                                                    NS1
                                    
                                    
Model 2:      PW                                        NS2
                                    
                                    
                                                                    NS3


                      PW1 
                      
                       
Model 3:      PW2                                             NS
                     
                       
                     PW2 

dimana:
         PW = Pewawancara;
         NS = Nara Sumber.


            Kegiatan wawancara sering dilakukan dilakukan oleh  reporter televise kepada para artis atau khalayak ramai untuk mengorek informasi. Di bawah ini adalah rekaman gambar wawancara yang dilakukan oleh  para crew SCTV.

                                           

            Selain itui, kegiatan wawancara sering dilakukan dalam kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data dan kegiatan wawancara untuk menyeleksi pelamar pekerjaan atau tes di sebuah perguruan tinggi. Di  bawah ini adalah rekaman wawancara bagi calo peserta sebuah pelatihan.

                           


            Selain  dalam situasi formal, wawancara dapat dilakukan secara informal dan santai agar dapat banyak menggali informasi. Hal ini disebabkan bahwa dalam situasi santai diharapkan ada sifat keterbukaan dari para informan atau nara sumber.


                           


            Wawancara dapat pula dikemas dalam bentuk hiburan atau infotainment.  Dengan wawancara yang  lucu dan kocak, misalnya,  wawancara akan asyik untuk di tonton oleh para pirsawan televisi. Hal itu sering kita jumpai dalam acara Empat Mata  yang ditayangkan oleh Trans 7  dan acara Dorce Show yang ditaytangkan dalam Indosiar.
                



LATIHAN
1. Dengan bahasa Anda sendiri susunlah contoh-contoh  empat macam pertanyaan yang sering digunakan oleh pewawancara dalam mewancarai nara sumber!

2. Coba Anda perankan tiga model simulasi wawancara dengan rambu-rambu sebagai berikut: (a) model 1: seorang mahasiswa sebagai pewawancara, dan seorang mahasiswa sebagai nara sumber; (b) model 2: seorang mahasiswa sebagai pewawancara, dan tiga mahasiswa sebagai nara sumber; (c) model 3: tiga orang mahasiswa sebagai pewawancara, dan seorang mahasiswa sebagai nara sumber!
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Puisi “Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa”

METAFORA be a great blog 1. Analisis Puisi “Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa” Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa Oleh: Taufik Ismail Jika adalah yang harus kaulakukan Ialah menyampaikan kebenaran Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan Ialah yang bernama keyakinan Jika adalah yang harus kau tumbangkan Ialah segala pohon-pohon kezaliman Jika adalah orang yang harus kauagungkan Ialah hanya Rasul Tuhan Jika adalah kesempatan memilih mati Ialah syahid di jalan Ilahi April, 1965 Hasil analisis:             Ketika seseorang anak mulai menginjak usia kedewasaan, tentunya ia memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap dirinya dan keluarganya. Ketika anak mulai beranjak dewasa, saat ia mampu bekerja sendiri mencari uang untuk memenuhi kebutuhannya, tanggung jawab orang tua kepada anaknya itu perlahan akan bebalik menjadi tanggung jawab seorang anak untuk orang tuannya. Oleh karena itu, pada puisi “ Nase

MACAM GAMES UNTUK ICE BREAKING

METAFORA be a great blog PANDUAN  WICARA KELOMPOK 09 PERMAINAN (GAMES) Di dalam materi wicara kelompok 09 ini berisikan teori tenang games yang meliputi Unjuk Kebolehan  ( Yel-Yel ), Akting Beregu ( Team Acting ), Sebut Nama Panggilan ( Say The Nickname ), Perang  Fantastik  ( Fantastic War ), Apa Selanjutnya? (What’s Next?); Mari Kita Bercerita! ( Let’s Tell A Story !), Resep Gotong Royong ( What’s in The Soup? ), Ceritakan Gambar  ( Telling The Picture), Bisik Berantai ( The Grape Vive ), Kontes Ucapan ( Pronounciation Contest ), Dua Puluh Pertanyaan ( Twenty Question ), Teka-Teki ( Guessing ), dan Tebak Gerak-Gerik ( Guess The Gestures ) TUJUAN PEMBELAJARAN             Setelah menerima sajian tentang pokok bahasan wawancara ini diharapkan mahasiswa dapat: (2) menunjujkkan contoh-contoh permainan (games) dalam kegiatan wicara kelompok; dan (1) melakukan simulasi permainan (games) dalam kegiatan wicara kelompok sesuai denganj aturan main yang telah ditentukan. K

KRITIK SASTRA CERPEN ANAK KEBANGGAN

Nama          : Enif Nurul Khoirubianti NIM/OFF   : 110211413115/BB WUJUD KECINTAAN SEORANG AYAH YANG DISALAH GUNAKAN OLEH ANAK YANG DIBANGGAKANNYA Judul Cerpen             : Anak Kebanggaan Halaman                       : 15-26 Penulis                         : A.A. Navis Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit            : Cetakan ke-16, 2010 1. Sinopsis cerpen “Anak Kebanggan” karya A. A. Navis             Ompi adalah seorang duda yang ditinggal mati oleh istrinnya, selain itu Ompi juga seorang yang kaya raya. Setelah kepergian istrinnya, Ompi hanya tinggal dengan anak semata wayangnnya yaitu, Indra Budiman. Ompi berangan-angan anaknya menjadi seorang dokter. Akhirnnya, Indra Budiman pergi ke Jakarta untuk melanjutkan studi SMA disana. Semenjak itu, Ompi yakin anaknya akan menjad